4 Tips Agar Disukai Pewawancara

4 Tips Agar Disukai Pewawancara

 

Memenangkan hati pewawancara dan diingat adalah salah satu cara untuk mengamankan posisimu sebagai kandidat kuat lowongan kerja yang kamu incar. Bagaimanakah caranya?

 

Jika kamu sedang menunggu menghadiri wawancara kerja, kamu pasti paham betapa nervous rasanya menanti hari itu tiba. Bayangkan harus bicara dan mengesankan seseorang yang baru pertama kali kamu temui, dengan taruhan karier serta masa depan. Apalagi, jika kamu benar-benar menginginkan lowongan kerja tersebut. Pressure-nya dobel! But fear not, karena ada beberapa cara untuk membuat pewawancara suka denganmu saat sesi interview berlangsung.

  

Kesan Pertama Itu PENTING

Yap, kesan pertama itu sangat penting dan membangun kesan yang kuat saat pertama kali kamu bertemu pewawancara akan membuatmu disukai dengan lebih mudah. Mulailah dengan cara berjabat tangan yang penuh percaya diri, jangan sampai jabat tanganmu terkesan lemah dan malas-malasan. Sapa pewawancara dengan senyum. Ini akan menunjukkan bahwa kamu senang bertemu pewawancara dan bersemangat melakukan wawancara. Perhatikan bahasa tubuhmu selama wawancara: duduk tegap, bicara sambil memandang mata pewawancara, dan matikan suara ponselmu selama wawancara kerja berlangsung.

 

Atasi Kegugupanmu

Gugup saat wawancara kerja adalah hal yang wajar, namun jangan sampai kegugupan mengalahkanmu dan melumpuhkan kemampuanmu berpikir jernih. Mayoritas pewawancara mengerti bahwa interview dapat membuat kandidat gugup. Jadi, santai sedikit dan tarik napas dalam-dalam untuk menenangkan dirimu.

 

Agar tidak terlalu gugup, ada baiknya jika kamu melakukan riset kecil dan sedikit latihan bicara sebelum wawancara kerja, agar kamu dapat menjawab semua pertanyaan dengan baik. Jika kamu telah paham sedikit banyak tentang perusahaan tersebut, posisi yang kamu lamar, atau sudah berlatih menjawab pertanyaan-pertanyaan standar, kamu akan mampu menjawab dengan lebih lancar. Jika kamu mendapatkan pertanyaan yang sukar dijawab atau bahkan kamu tidak tahu jawabannya, tetap tenang, diam sejenak, dan konfirmasi ulang pertanyaan tersebut kepada pewawancara. Ini akan memberimu cukup waktu untuk berpikir dan merespon dengan sesuai.

 

Jadilah Pendongeng yang Baik

Bayangkan kamu sedang mendongeng, hanya saja tokohnya adalah dirimu sendiri dan dongengnya menceritakan tentang hidupmu. Sama seperti mendongeng, kamu harus pandai memilih kata dan membangun alur agar kisahmu tidak membosankan. Isi dongengmu dengan pencapaian terbaikmu, tantangan terbesar dalam hidupmu, bagaimana kamu mengatasi konflik, dan bagaimana kamu pulih dari kegagalan.

 

Kemampuan untuk mendongeng dengan baik akan membuatmu bisa mengaitkan pengalaman hidupmu dalam menjawab pertanyaan, khususnya yang bersifat situasional atau soal cerita. Jika kamu akan wawancara kerja dalam waktu dekat, persiapkan pertanyaan standar dan situasional yang mungkin ditanyakan oleh pewawancara, kemudian bayangkan cerita untuk menjawabnya. Mulai dari menyatakan masalahnya (pertanyaan pewawancara), ceritakan bagaimana kamu memecahkan masalahnya, dan akhiri dengan membagi kesimpulannya.

 

Dengar, Perhatikan, dan Respon

Hal yang paling membuat pewawancara kesal adalah ketika mereka harus mengulangi tiap pertanyaan karena kandidat tidak mendengarkan dengan baik. Ketika kamu melangkah masuk ke dalam ruang wawancara, jangan pikirkan yang lain. Fokuskan perhatianmu pada pewawancara. Jadi, dengar, perhatikan, dan berikan respon yang sesuai. Misalnya ketika pewawancara melucu, tertawalah. Ketika ia berbasa-basi, tanggapilah. Ini menandakan bahwa kamu benar-benar mendengarkan dan fokus.

 

This article exclusively provided by: www.jobsDB.com

Leave a Reply

Your email address will not be published.