Bukan Asal Viral, Bikin Konten Harus Bertanggung Jawab

Asal viral, semua bisa dengan mudah mendapatkan massa. Namun sama halnya seperti urusan profesional lainnya, sebisa mungkin kita bisa bertanggung jawab terhadap konten yang kita buat. Artinya, tidak sekedar viral dan mendapatkan exposure dalam skala besar.

YOTers tentu boleh saja membuat konten apapun yang diinginkan, namun konten tersebut akan menjadi konsumsi publik. Kedepannya, segala konten baik dalam bentuk foto, video, tulisan, maupun rekaman suara kita akan menjadi jejak digital.

Jika konten bersifat informatif dan edukatif, seseorang akan dikenal sebagai pribadi yang positif. Sebaliknya, apabila seseorang tidak beretika ketika membuat konten, maka branding yang muncul menjadi negatif.

 

Apakah ingin menjadi viral adalah hal yang buruk?

No, no, tidak ada yang salah dari menjadi viral, tapi kita nggak ingin dong viral dalam konteks negatif? Karena itulah sebelum

Ketika konten menjadi viral, seseorang bisa mendapatkan keuntungan dari engagement audiens. Sebagai contohnya ketika sebuah video di YouTube ditonton banyak orang, maka pendapatan akan semakin besar.

Seorang pembuat konten perlu berbangga ketika berhasil menjadikan konten yang positif viral. Sebaliknya, jika konten yang viral bersifat merugikan dan melanggar peraturan, maka bisa menimbulkan disinformasi kepada khalayak ramai.

 

Bagaimana membuat konten yang bertanggung jawab?

Well… tentu saja tidak ada peraturan yang kaku ya tentang ini YOTers. Ini karena kita punya kebebasan berpendapat dan berekspresi.

Terus gimana dong?

Paling nggak, ada tiga hal yang menurut The Creative Momentum perlu kita ingat jika membuat konten “don’t lie, don’t cheat, and don’t exploit people”. Jadi… kita harus bisa membuat konten yang faktual, tidak curang maupun mengeksploitasi orang lain.

 

  • The do’s

Dalam membuat konten, seseorang harus siap bertanggung jawab terhadap konten yang diproduksi. Ia perlu melakukan pengecekan fakta dan bersikap transparan terhadap tujuan membuat konten.

Selain itu content creator sebaiknya membedakan poin mana dalam konten yang merupakan fakta, dan mana yang berupa opini pribadi.

 

  • The don’ts

Content creator dilarang keras melanggar hak cipta, mengambil keuntungan dari konten orang lain tanpa mencantumkan credit. Memutarbalikkan fakta atau melebih-lebihkan sebaiknya juga tidak dilakukan dalam membuat konten.

 

Kebebasan membuat konten harus dilakukan secara bertanggung jawab dan beretika. Mari menjadi content creator yang baik dan mampu menyediakan konten positif bagi audiens di luar sana.

 

Rekomendasi untuk Kamu Baca:

 

Buat kamu yang ingin mengembangkan leadership skill dan networking, Phoenix United hadir untukmu!

Phoenix United adalah Indonesian Leaders Society dimana kamu bisa mengikuti fun trips, dinner with CEOs, sampai networking party bersama dengan komunitas yang nggak hanya seru namun juga impactful.

Yuk join komunitasnya sekarang dengan klik di sini: Phoenix United Indonesia

 

Ingin dapat lebih banyak konten tentang inspirasi, bisnis, tips karir, self-development, dan lainnya? Yuk nonton di YouTube Young On Top atau klik video di bawah ini.