Cewek Ambil Peran di Bidang Teknologi? Why Not?

Cewek Ambil Peran di Bidang Teknologi Why Not

 

“Belajar, creating something dan selalu berkarya. Kalian harus push yourself, gimana caranya memperbaiki diri.” – Aulia Halimatussadiah, Co-Managing Director at Girls in Tech Indonesia

Hai YOTers, yuk simak obrolan seru bareng Aulia Halimatussadiah atau yang akrab disapa Mba Llia!

 

 

Ceritakan Awal Berdirinya Girls in Tech (GIT) di Indonesia?

Jadi GIT itu global, kalau gak salah di San Francisco pertama kali. Kita (GIT Indonesia) mulai di tahun 2011, waktu itu Anantya (Co-Managing Director GIT Indonesia) ketemu sama aku bilang, ‘mau gak kita bikin GIT di Indonesia?’ Tujuannya biar pertama lebih banyak Women Founder, banyak cewek-cewek yang masuk ke teknologi dan yang kedua biar Indonesia ada di map-nya dunia. Kemudian kita bikin meet up kecil pertama kali di restoran. Waktu itu kita ngundang founder perempuan, gak banyak sih cewek-ceweknya yang udah di bidang teknologi dan kita undang untuk kumpul. Cuma makan malam dan obrolin sih, ‘bener gak kita punya asumsi perempuan beda cara kerjanya di teknologi?’ dan waktu itu beneran confirm kalau mereka pengen tau lebih banyak tentang teknologi. Mulai dari situ kita mulai bikin workshop. GIT Indonesia efektif jalan 2011.

 

Berapa Banyak Member GIT Indonesia?

Kita open membership, gak ada keanggotaan yang perlu dijaga gitu. Tahun lalu kita bisa dapet 400-500 partisipan dalam setahun. Tahun sebelumnya lagi 700an. Dalam WA Group 150an dan di FB ada puluhan ribu. Jadi kita gak ada bener-bener anggota tetap. Kebanyakan pada pengen belajar isinya, kita kan belajarnya digital marketing, coding, design thinking.

 

Inovasi yang Diciptakan GIT?

Kalau dari kita, udah dari 3 tahun lalu kita punya tema tiap tahunnya. Kalau tiga tahun lalu temanya ‘Women Week’ jadi kita sharing success story di perempuan. Jadi perempuan-perempuan yang sukses di teknologi kita highlights story-nya. Kita pitching ke mereka, yang menang kita bantuin bisnisnya, kita launch dan kita mentorin. Dari situ kita jadi paham, ternyata cewek-cewek meskipun mereka udah menang bisa jadi gak diambil karena berbagai alasan, salah satu alasannya gak percaya diri. Akhirnya kita putuskan sejenak, campaign-nya dari success story jadi ke mindsetwhy notcampaign di 2 tahun lalu. Why not itu, basically ketika cewek-cewek ditanya, kamu mau jadi programmer? Jawabannya: Why Not. Kita kasih liat semua jenis teknologi dari coding dan itu campaign-nya lumayan sukses. Cewek-cewek relate sama message-nya. Facebook dukung kita juga waktu itu. Tahun kedua kita bikinnya lebih terstruktur dan ada 2, yang satu entrepreneur dan yang satu lagi Women in Career. Yang women in career, kita bikin internship program, visit ke kantor-kantor teknologi dan lain-lain. Kalau yang entrepreneur-nya kita ajarin digital marketing. This year kita agak beda. Kita banyakin online, FB Live dan mentoring video. Ada juga e-learning untuk belajar digital marketing, kita visit Bali, Jogja dan Makassar, terus kita ajarin digital marketing based on kurikulumnya kita di e-learning. Jadi disitu ada modulnya online digital marketing.

 

Apa Kegiatan Rutin GIT?

Selain yang tadi ada FB Live, ada visit ke tiga kota. Rutinnya tiap dua bulan kita ada yang namanya arisan digital. Kita undang temen-temen komunitas lain untuk share tentang digital marketing. Terus semua peserta kita masukin ke WA Group kita untuk interaksi langsung.

 

Peran Teknologi yang Mbak Llia Rasakan?

Di tahun 2011 belum banyak startup di Indonesia. Sekarang kan udah banyak banget. Teknologi udah mendarah daging, penting banget untuk perempuan tau tentang teknologi kayak gimana. Karena kita cewek-cewek ini yang actually berhubungan dengan dunia nyata. Background-ku sendiri di IT, ketika aku dapat masalah, aku gak bisa nerbitin bukuku, aku bisa tau kalau teknologi bisa membantu menerbitkan bukuku secara self-publish dan akhirnya aku bikin nulisbuku.com tahun 2010. Jadi, maksudku kalau banyak cewek-cewek yang tau kayak aku teknologinya apa, ketika kalian dapat masalah kalian bisa langsung berpikir ‘oh pakai apps ini bisa, pakai teknologi ini bisa’. Jadi di solve problem-nya, gak mentok.

 

Aulia Halimatussadiah, Co-Managing Director at Girls in Tech Indonesia

Aulia Halimatussadiah, Co-Managing Director at Girls in Tech Indonesia

 

Bagaimana Anak Muda Khususnya Perempuan Harus Mengambil Peran di Bidang Teknologi?

Mau belajar. Sekarang gak ada sama sekali yang jawabannya gak ada. Jawabannya ada di Google, YouTube, Facebook, Twitter, semuanya di situ. Aku belajar bikin mobile web, terus aku Googlinghow to make a mobile apps’. Jadi aku harus tau dulu aku mau bikin apa. Itu bisa dipelajari. Belajar bisa dari banyak cara, bahkan nyari mentor pun bisa dari sosmed. Semuanya ada di teknologi. Perempuan saat ini sangat dibutuhkan dalam teknologi. Contohnya Mbak Dayu Dara bikin Go-Massage. Karena kebanyakan apps yang kamu pakai di Indonesia kayak Traveloka, Go-Jek, Tokopedia, basically, misalnya Go-Food kebanyakan yang pakai cewek, jadi ngerti behavior-nya dan kalau yang bikin cowok, mereka gak akan ngerti dengan hal itu. Karena cewek punya empati yang besar. Cewek juga berperan di tim building. Hal-hal yang kayak gitu butuh kekuatan cewek, karena instingnya tinggi. Butuh untuk menyeimbangkan.

 

Apa Dampak Positif dan Negatif Teknologi yang Mbak Lia Rasakan?

Teknologi kan hanya alat dan kita yang menggunakan. Teknologi itu bikin kita semakin menjadi-jadi. Kalau kita baik, kita akan semakin baik dengan teknologi. Begitu sebaliknya. Yang bikin dia positif atau negatif itu kita sebagai manusia yang pakai. Kalau aku saranin untuk teman-teman generasi muda lebih aware. Think before you share, jadi be kind dan jangan asal bully, jangan asal comment yang nyakitin. Dicari dulu kebenarannya.

 

Pesan untuk Anak Muda Mengenai Perkembangan Teknologi

Intinya adalah mau belajar. Membuka diri untuk belajar teknologi baru itu untuk apa. Jangan bilang susah kalau belum dicoba dan creating something. Selalu aku saranin kalian untuk selalu berkarya. Contohnya deh sekarang kalian dalam rentang waktu sebulan sudah bikin apa? Kalian harus push yourself, gimana caranya saya memperbaiki diri. Kalau belum bikin sesuatu, cari yang bisa dibikin. Jadi cobain, semua itu kalau dipikir-pikir dari ide di kepala. Contohnya aku bikin Storial dari ide di kepala, ‘kayaknya aku gak bisa bikin buku, tapi nulis status gampang’. Nah makanya aku bikin ini, kemudian bisa berbayar dan bisa kolaborasi. Itu kan ide-ide di kepalaku. Why not?

 

 

Mau mendapatkan info bermanfaat lainnya? Yuk, gabung di FB Group Young On Top sekarang juga!

Kalian juga bisa mengikuti kegiatan kami di:

Twitter: @YoungOnTop

Facebook Fan Page: Young On Top / @youngontopYOT

Facebook Group: Young On Top

Instagram: @YoungOnTop

Website: youngontop.com

Kaskus: YOTKC.Kaskus.co.id

Youtube: Young On Top TV

Leave a Reply

Your email address will not be published.