Denial Syndrome, Penyangkalan yang Merugikan!

Denial syndrome

Kita sering memiliki kecenderungan naluriah untuk menyangkal besarnya tantangan hidup dan bagaimana mereka mempengaruhi kita. Denial atau penolakan merupakan jenis mekanisme pertahanan yang mengabaikan realitas situasi untuk menghindari kecemasan.

Dikenal dengan istilah denial syndrome, sikap denial atau menyangkal kenyataan ternyata tidaklah baik. Bahkan, jika terjadi terus-menerus bisa membahayakan kesehatan mentalmu juga, lho.

 

Apa Itu Denial Syndrome?

Denial syndrome atau penolakan pertama kali dijelaskan oleh psikoanalis terkenal Sigmund Freud, yang menggambarkannya sebagai penyangkalan untuk mengakui fakta yang mengecewakan tentang peristiwa eksternal dan internal, termasuk ingatan, pikiran, dan perasaan.

Dalam banyak kasus denial, penolakan mengarah pada kepuasan jangka pendek tetapi rasa sakit jangka panjang. Pada akhirnya, menghadapi kenyataan, bahkan ketika itu sulit dilakukan adalah jalan terbaik untuk ke depan.

 

Tanda-tanda Denial Syndrome

  • Menolak untuk membicarakan masalah tersebut.
  • Menemukan cara untuk membenarkan perilaku kamu.
  • Menyalahkan orang lain atau kekuatan luar karena menyebabkan masalah.
  • Bertahan dalam suatu perilaku meskipun ada konsekuensi negatif.
  • Berjanji untuk mengatasi masalah di masa depan.
  • Menghindari memikirkan masalah.
  • Merasa putus asa.

 

Cara Mengatasi Denial Syndrome

Wajar jika sesekali melakukan penyangkalan atas masalah yang terjadi. Namun, bila terus menerus terjadi masalah tidak akan selesai dan bahkan menjadi berlarut-larut. Oleh sebab itu, beberapa strategi bisa diterapkan untuk menghadapi denial syndrome.

  • Luangkan waktu untuk memikirkan apa yang sebenarnya ditakuti.
  • Pikirkan tentang apa yang mungkin terjadi kalau terus hidup dalam penyangkalan, baik secara positif maupun negatif.
  • Beri ruang untuk memahami perasaan dan ketakutan yang dirasakan oleh diri sendiri.
  • Tulislah pikiran dan perasaan yang sejujurnya.
  • Bicarakan masalah dengan seseorang yang dipercaya atau orang yang dicintai.
  • Carilah bantuan profesional.

 

Rekomendasi Buat Kamu Baca

 

Jika hal tersebut terjadi padamu, maka kamu harus belajar untuk perlahan memperbaiki diri. Kamu juga bisa pergi ke psikolog jika memang mengalami kesulitan dalam mengatasinya.

 

Butuh Inspirasi?

Jika kamu ingin mendapatkan informasi dan motivasi lainnya, bisa kunjungi konten tentang self development, tips karir, dan masih banyak lagi hanya di Youtube Young On Top di bawah ini.