Diet Puasa (Intermittent Fasting) Perlu Gak Sih?

diet puasa intermittent fasting perlu gak sih

Halo YOTers, Bagaimana keadaan kamu? Semoga dalam keadaan yang sehat ya Bagaimana dengan progress diet kamu? Berjalan lancar kah?

Terkadang, Diet dengan membatasi makanan tertentu sering kali tidak berjalan lancar. Itu karena kamu harus menghindari makanan kesukaan kamu. Namun, jika ingin diet sembari tetap mengkonsumsi makanan favorit kamu, yoters dapat menerapkan teknik diet puasa atau Intermittent Fasting.

Nah kebetulan banget kan bulan ini adalah bulan dimana kita akan berpuasa dalam 1 bulan kedepan. Nah YOTers simak baik baik yaa caranya!

 

Apa itu Intermittent Fasting?

Dilansir dari hellosehat.com Intermittent fasting (diet puasa) adalah metode untuk mengatur pola makan dengan cara berpuasa makan selama beberapa waktu. Namun di antara waktu tersebut, kamu masih dapat mengonsumsi minuman.

Dibandingkan dengan istilah “diet” yang biasanya merujuk pada pengurangan atau pembatasan makan, metode intermittent fasting cenderung lebih mengatur kebiasaan makan kamu.

Intermittent Fasting tidak mengatur makanan apa yang harus dikurangi atau dikonsumsi, tetapi kapan kamu makan dan kapan harus berhenti makan alias “puasa”. Metode ini kerap menganjurkan puasa makan selama 16 jam, tapi waktunya dapat kamu tentukan sendiri.

 

YOTers Bisa Baca Ini Juga Lho 🙂

Memang Perlu Puasa Media Sosial?

4 Tips Ngabuburit Seru di Rumah Aja Biar Puasanya Gak Berasa

Watak Manusia Berdasarkan Hari, Tanggal, Bulan Lahir Dan Golongan Darah

Manfaat Intermittent Fasting

Pada dasarnya berpuasa sendiri memiliki peran yang baik dalam kesehatan, lebih-lebih cara berpuasa sudah dikenal sejak lama untuk bertahan hidup. 

Pola makan kamu sehari-hari mungkin tidak beraturan karena sering makan di luar waktu makan atau melewatkan waktu makan. Dengan menjalani intermittent fasting, kamu dapat memperbaiki atau membentuk perilaku makan yang lebih sehat.

Metode ini melatih ketahanan tubuh agar tetap dapat menjalankan fungsinya walaupun sedang tidak mengonsumsi makanan dalam periode tertentu.

Baca Juga: Dampak Intermittent Fasting

Intermittent fasting juga membantu tubuh mengendalikan tekanan darah dan kolesterol karena tubuh melakukan pembakaran lemak lebih efektif saat berpuasa, serta membuat hormon insulin lebih sensitif terhadap makanan.

Dengan begitu, tubuh akan terbantu untuk melakukan peremajaan dan perbaikan sehingga dapat meningkatkan kebugaran tubuh secara keseluruhan. Diet puasa turut membuat respons tubuh dalam melawan atau mencegah kerusakan organ.

 

Cara Melakukan Intermittent Fasting

Intermittent fasting memiliki peraturan yang bervariasi untuk mengurangi konsumsi makanan. Pada umumnya, metode ini hanya menentukan dalam seminggu, kapan saja waktu untuk berpuasa.

Kamu cukup berpuasa makan saja. Selama periode tersebut, kamu diharuskan untuk mengkonsumsi makanan dalam jumlah yang sedikit atau tidak makan sama sekali.

Terdapat berbagai cara jitu melakukan intermittent fasting. Di bawah ini beberapa metode yang paling populer.

  • The 16/8 Method

membagi 16 jam waktu berpuasa dan 8 jam waktu mengonsumsi makanan. Contoh: kamu boleh makan dari jam 1 siang sampai jam 9 malam, kemudian dilanjutkan berpuasa hingga 16 jam ke depan.

  • Eat-Stop-Eat

mengharuskan kamu tidak mengonsumsi makanan selama 24 jam dalam beberapa hari per minggu. Misalnya kamu berhenti mengonsumsi makanan dari waktu makan malam hingga makan malam berikutnya, kemudian dilanjutkan dengan setelah satu hari tidak berpuasa. Menghentikan makan selama 24 jam mungkin terdengar sangat sulit, tapi kamu bisa memulai metode ini secara bertahap alias tidak perlu memulai langsung 24 jam.

  • The 5:2 Diet

dilakukan dengan cara mengurangi jumlah konsumsi hingga 25% dari jumlah normal, sekitar 500 – 600 kalori per hari atau setara dengan satu kali porsi makan. Metode ini dilakukan dalam dua hari per minggu namun tidak berurutan, dan kamu masih dapat mengonsumsi makanan secara normal pada lima hari dalam seminggu.

 

Hal yang perlu diperhatikan dalam menjalani intermittent fasting

Metode intermittent fasting dapat membuat kamu kelaparan dan merasa stres karena belum terbiasa dengan pola makan yang baru. Rasa lapar juga dapat menurunkan performa aktivitas jika kamu tidak mencukupi kebutuhan nutrisi saat periode makan.

Efek samping lainnya seperti sakit kepala dan perubahan jam tidur mungkin terjadi pada saat kamu memulai melakukan metode ini. Kabar baiknya, efek ini bersifat sementara sampai tubuh beradaptasi dan kamu menemukan metode yang sesuai.

Meskipun cenderung aman, intermittent fasting tidak diperuntukkan bagi orang-orang dengan kondisi medis tertentu. Oleh karena itu hindari atau konsultasikan dengan dokter jika kamu mengalami beberapa kondisi di bawah ini.

  • Memiliki riwayat penyakit diabetes.
  • Mengalami masalah kadar gula darah.
  • Mengalami tekanan darah rendah.
  • Menjalani masa pengobatan.
  • Memiliki indeks massa tubuh di bawah normal.
  • Memiliki riwayat gangguan makan.
  • Seorang perempuan yang sedang mencoba hamil.
  • Perempuan yang mengalami pendarahan berlebih saat menstruasi.
  • Seorang perempuan yang sedang hamil atau menyusui.
  • Perlu diingat, makan dengan kecukupan nutrisi dan olahraga teratur merupakan kunci hidup sehat dan mempertahan berat badan ideal.

Jika kamu melakukan metode ini untuk penurunan berat badan, efeknya dapat bervariasi dan tetap bergantung dengan nutrisi dan pola aktivitas.

Nah, itu dia YOTers cara diet dengan tetap makan makanan favorit kamu. Semoga membantu ya!

Stay healthy and See you on top!

 

Ingin mendapatkan konten-konten inspiratif bagi anak muda seputar karir, bisnis, dan dunia pendidikan? Yuk kunjungi YouTube Young On Top. Atau tonton video di bawah ini!