Hal yang Terjadi pada Otak Kita Ketika Jatuh Cinta

jatuh cinta

Siapa nih yang kalau lagi suka sama seseorang terus ngerasa ada kupu-kupu terbang di perutnya? Ternyata itu bukan cuma sebuah konotasi loh, tapi ada ilmunya juga YOTers. Jatuh cinta adalah perasaan yang sangat indah yang pastinya pernah dirasakan oleh sebagian besar orang di beberapa fase dalam hidupnya. Alasan mengapa banyak orang merasakan euforia saat jatuh cinta sebenarnya berkaitan dengan hormon! Yes, bahan kimia di otak kita yang bertanggung jawab untuk membuat kita jatuh cinta.

YOTers Juga Boleh Banget Baca Artikel Menarik Ini Juga 🙂

Kenali 5 Tanda Kamu Lelah Mental, Jangan Disepelekan Ya

Kerja Keras Harus di Usia Muda

Apa yang terjadi pada otak kita ketika jatuh cinta?

Ilmu tentang rasa cinta sebenarnya lebih kompleks dari yang kita kira. Namun, sederhananya ketika kamu sedang jatuh cinta, zat kimia pada saraf seperti dopamin (hormon bahagia) dan oksitosin (hormon cinta) menguasai otak kamu. Inilah alasan mengapa saat kamu falling in love, kamu merasa bahwa pasangan kamu selalu buat jantung kamu berdebar-debar dan semangat.

Otak kamu juga melepaskan bahan kimia seperti vasopresin dan adrenalin yang memicu reseptor saraf dan membuat kamu merasa senang dan bisa terpesona loh.

Jatuh cinta membuat otak bercahaya!

Para peneliti di Syracuse University, West Virginia, dan Swiss mempelajari bagaimana perasaan cinta memengaruhi otak kamu dengan menggunakan MRI (magnetic resonance imaging) untuk mempelajari otak. Dan tahu gak YOTers kalau hasilnya ternyata ada 12 area di otak kita yang bekerja sama melepaskan bahan kimia seperti dopamin, oksitosin, dan adrenalin untuk menginduksi rasa gembira. Pantas aja kalau kita lagi jatuh cinta rasanya kayak happy banget ya!

Saat scanning MRI itu juga menunjukkan bahwa di bagian amigdala, hipokampus, dan korteks prefrontal (bagian dari otak kita yang sangat sensitif terhadap rasa senang) menyala saat di-scan ketika berbicara tentang orang yang dicintai karena ada peningkatan aliran darah di area ini.

Gak hanya itu, dua orang profesor dari Harvard Medical School (HMS) yang bernama Richard Schwartz dan Jacqueline Olds juga mempelajari bagaimana cinta muncul dan hilang. Ternyata YOTers, menurut Olds putus cinta juga melepaskan banyak dopamin. Dopamin atau hormon bahagia membuat cinta menjadi pengalaman yang menyenangkan. Seiring dengan semua perasaan positif dan menyenangkan yang dibawa cinta, cinta juga bisa menonaktifkan emosi negatif seperti rasa sakit dan ketakutan. Ternyata rasa cinta yang kita punya sama seseorang atau sesuatu bisa bermanfaat dalam banyak hal banget ya YOTers. 

Sekarang kamu jadi tahu deh hal-hal apa aja yang terjadi pada otak kita ketika kita jatuh cinta! 

 

Anyway, ingin mendapatkan konten-konten inspiratif bagi anak muda seputar karir, bisnis, dan dunia pendidikan? Yuk, kunjungi YouTube Young On Top. Atau tonton video di bawah ini!