Ini Filosofi Dari Jeruk Mandarin Yang Identik Dengan Imlek!

Sebagian besar dari kamu mungkin sering melihat angpau ataupun barongsai ketika sedang perayaan Imlek. Tidak hanya kedua hal itu saja yang sering kamu temukan ketika perayaan imlek, kamu mungkin juga sering melihat jeruk mandarin. Jeruk mandarin yang identik dengan perayaan imlek ini ternyata mengandung beberapa filosofi. Nah, kira-kira apa saja sih filosofi dari jeruk mandari ini? Dibanding penasaran, yuk, kita bahas!

1. Jeruk mandarin yang identik dengan imlek ini melambangkan kemakmuran dan kekayaan

Dalam bahasa China, ada beberapa kata yang memiliki karakter berbeda namun memiliki penyebutan yang sama. Salah satunya adalah kata jeruk dan emas dalam bahasa China.

Hal inilah yang membuat masyarakat Tionghoa akhirnya percaya bahwa jeruk dapat membawa kemakmuran dan kekayaan layaknya seperi emas.

2. Sebagai simbol keberuntungan

Pernahkah kamu sebelumnya mendengar prinsip yin dan yang? Prinsip ini menyatakan bahwa segala sesuai ada sebagai hal yang berlawan dan tidak bisa dipisahkan. Hal inilah yang mendasari jeruk filosofi jeruk mandarin dalam budaya China.

Dengan warna yang cerah seperti merah dan jingga dan seluruh tampilannya membuat jeruk ini dianggap sebagai suatu keberuntungan. Bentuk jeruk mandarin yang melingkar seperti matahari sering dikaitkan dengan keberuntungan yang positif seperti kekayaan yang melimpah hingga kesuburan.

3. Sebagai bentuk penghormatan

Orang Tionghoa lebih menyukai angka genap daripada angka ganjil. Mereka menganggap bahwa angka ganjil hanya akan membawa kesialan bagi hidup mereka. Hal inilah yang menjadi dasar mereka ketika memberikan nominal uang di dalam angpau dan juga memberikan jeruk kepada orang lain.

Namun, ada angka genap yang tidak disukai oleh orang Tionghoa yaitu angka 4. Angka 4 sering dikaitkan dengan kematian karena memiliki cara penyebutan yang sama dengan kata mati dalam bahasa China.

Nah, berdasarkan hal tadi, kamu juga harus memberikan jeruk kepada orang dalam jumlah yang genap, ya. Hal ini sebagai bentuk penghormatan kepada orang lain. Jika si penerima menolak pemberianmu, maka kamu dapat tetap mencoba memberikannya hingga ia menerimanya.

Itulah tadi tiga filosofi dari jeruk mandarin yang selalu dikaitkan dengan perayaan Imlek ini. Nah, kira-kira sebelumnya kamu sudah tau kedua filosofi tadi belum?