Ini Filosofi Hidup Dari Pintu!

Apakah kamu pernah berpikiran apa filosofi hidup dari pintu? Jika mendengar kata pintu, mungkin kamu langsung teringat dengan salah satu bagian yang ada di rumah kamu. Pintu biasanya identik sebagai pemisah antara satu ruangan dengan ruangan lainnya. Nah, ternyata pintu tidak hanya bagian dari rumah saja. Namun, ada filosofi hidup dari pintu tersebut. Apa saja? Yuk, kita bahas!

1. Filosofi hidup dari pintu yang pertama adalah memiliki fungsi yang sangat penting

Pintu memiliki fungsi utama dari sebuah rumah. Pintu merupakan salah satu benda wajib yang harus ada di rumah kamu. Tentu akan sangat tidak nyaman jika kamu tidak memiliki pintu ketika sedang membangun sebuah rumah. Oleh karena itu, pintu memiliki peranan yang sangat penting dari sebuah rumah.

Nah, berkaca dari hal tersebut, kamu dapat mengambil sebuah pesan moral dari adanya pintu tersebut. Jadilah sepeti pintu yang selalu dibutuhkan oleh orang lain. Tidak hanya dibutuhkan saja, namun juga memberikan fungsi dan manfaat yang baik bagi penggunanya. Karena tanpa adanya pintu, sebuah rumah tidak dapat dikatakan sebagai rumah.

2. Bisa menunjukkan status sosial

Mungkin banyak orang yang tidak menyadari bahwa pintu dapat menunjukkan status sosial seseorang. Status sosial memang tidak dapat dipisahkan di masyarakat. Status sosial sendiri juga ada yang status sosial yang tinggi hingga status sosial yang rendah.

Nah, dibalik itu, ada filosofi hidup dari pintu tersebut. Biarpun pintu dapat menunjukkan status sosial seseorang, namun fungsi pintu tersebut tetaplah sama. Nah, begitu pula dengan manusia. Tidak peduli seberapa kaya atau berkuasanya seseorang, setiap manusia tetaplah sama antara satu sama lainnya. Jadi, kamu tidak perlu berkecil hati, ya.

Itulah tadi dua filosofi hidup mengenai pintu yang kamu miliki. Mungkin awalnya kamu hanya menganggapnya sebagai bagian dari rumah kamu saja, namu sekarang kamu dapat menjadikannya sebagai pembelajaran yang berharga karena ia menyimpan sisinya yang berbeda. Apakah kamu pernah mendengarnya sebelumnya? Atau kamu mengetahui filosofi hidup lainnya?