Inspiratif, Kisah Penjaga Warnet yang Sukses Menjadi Anak Muda Terkaya di Indonesia!

Inspiratif

Inspiratif, Kisah Penjaga Warnet yang Sukses Menjadi Anak Muda Terkaya di Indonesia!

Era internet bisa jadi era yang membuat orang sangat beruntung bahkan luar biasa beruntung, termasuk dalam bisnis. Menurut CEO Tokopedia Wiliam Tanuwijaya, generasi internet adalah generasi yang bisa melawan apapun, termasuk melawan ketidakmungkinan sekalipun.

“Generasi internet adalah generasi yang paling beruntung. Karena hanya generasi internetlah yang memungkinkan siapa saja, termasuk underdog seperti saya, untuk menantang status quo dan para pemain e-commerce raksasa, melawan ketidakmungkinan, bertahan, kemudian menang!” kata Wiliam di acara Smart Outlook 2015, Jakarta.


Baginya, internet layaknya mukjizat yang mampu menampilkan Indonesia menjadi pusat perhatian mata semua penduduk bumi. Bagaimana tidak, Tokopedia yang dirintisnya sejak 17 Agustus 2009, kini menjadi pusat perhatian dunia.
Tak tanggung-tanggung, pada Oktober 2014 lalu, SoftBank Internet and Media, Inc (SIMI) yang merupakan pemodal nomor satu di Jepang dan Sequoia Capital dari Amerika Serikat, menyuntikkan dana sebesar Rp 1,2 triliun kepada Tokopedia milik William.

Lowongan KerjaPendiri dan CEO Tokopedia.com, Wiliam Tanuwijaya

Berawal dari Penjaga Warnet
Menariknya, kesuksesan Wiliam tersebut berawal dari warung internet alias warnet.  Ia sempat menjadi penjaga warnet semasa kuliah dengan bayaran yang sangat kecil. Namun menurutnya, justru ketika menjadi penjaga warnet inilah ia begitu banyak mendapatkan pengetahuan melalui internet yang merupakan gudang ilmu terbesar di dunia.
“Saya ini asli dari Pematangsiantar, dari kecil sangat suka membaca. Ketika ada di warnet, mau baca apa tinggal ketik,” kata ia mengingat masa lalunya.


Dari situlah, arti penting Internet bagi Indonesia ia temukan. Meskipun idenya membuat perusahaan jual beli online rintisan (start up) sempat direndahkan, Wiliam mengaku terus mengetuk pintu-pintu hati orang-orang yang mau bekerjasama membangun perusahan tersebut.
“Lihat semua sejarah, Google adalah bukan siapa-siapa saat mereka memulai. Sudah ada Yahoo sebagai incumbent. Facebook juga sama, sudah ada Friendster dan MySpace,” ucap dia.

Nasionalisme di Era Internet
Di tengah era globalisasi, di mana batas negara tak lagi nampak, nasionalisme atau kecintaan pada tanah air sangatlah penting. Namun, kata Wiliam, nasionalisme bukan berarti memaksa seseorang menggunakan produk dalam negeri. Slogan itu baginya sudah basi.
Apalagi dalam cermin kehidupan sehari-hari, misalnya pada handphone saja, aplikasi yang tertanam justru lebih banyak buatan luar negeri. “Nasionalisme bagi saya adalah bagaimana perusahaan Indonesia menciptakan produk yang bisa bersaing secara global. Sehingga nanti, si generasi selanjutnya, handphone yang kita pakai tertanam aplikasi-aplikasi buatan Indonesia. Saat itulah kita bangga sebagai orang Indonesia,” kata dia.


Sebagai generasi internet, Wiliam punya cara sendiri membuktikan nasionalismenya. Caranya? Uang Rp 1,2 triliun yang disuntikkan ke Tokopedia, akan dipergunakannya untuk menarik pulang para engineer-engineer Indonesia, yang sangat kreatif di luar negeri, untuk kembali ke pangkuan ibu pertiwi, membangun bangsa lewat kreatifitas di internet.
Sekarang, “Bagaimana caranya supaya kita juga bisa mengikuti jejak sukses para pengusaha bisnis online dengan memanfaatkan internet untuk meningkatkan penghasilan kita?“ Mari kita ikut ambil bagian mencicipi lezatnya pendapatan e-commerce di Indonesia yang pada tahun 2014 sudah mencapai angka fantastis: Rp 156 triliun!

Sumber : http://ladova.net/news/inspiratif-kisah-penjaga-warnet-yang-sukses-menjadi-anak-muda-terkaya-di-indonesia/

Leave a Reply

Your email address will not be published.