Kampus Di Jakarta Belum Mampu Tunjukkan Pluralisme Di Bidang Pendidikan

Kampus Di Jakarta Belum Mampu Tunjukkan Pluralisme Di Bidang Pendidikan

Kota Jakarta adalah pusat perbauran yang menjadi cerminan beragamnya masyarakat Indonesia. Oleh karenanya, etnis mana pun seyogianya mendapat kenyamanan untuk berkegiatan di Jakarta.

Namun, akademisi Rhenald Kasali memandang perbauran sosial di Kota Jakarta masih belum sepenuhnya terakomodasi, khususnya pada bidang pendidikan tinggi. 

"Kampus di pusat Kota Jakarta masih dikotak-kotakkan berdasarkan etnik dan religius. Padahal, tidak sehat seperti itu. Dari awal sebetulnya tidak boleh merekrut orang-orang di lingkungan kampus yang single etnik atau single religius, baik itu mahasiswa, pegawai, maupun pengajarnya," kata Rhenald Kasali saat ditemui Kompas.com dalam seminar pendidikan Canisius Alumni Day pada Kamis (9/4/2015) lalu di Hotel Hermitage, Jakarta Pusat. 

Rhenald juga berpendapat, kota-kota besar di dunia menjadi maju karena keberhasilan mereka menanamkan pluralisme di sektor pendidikan. Berbeda dengan Jakarta yang masih belum mampu menunjukkan pluralisme di bidang tersebut. 

"Kita (Jakarta) ini melting point, kalau diingatkan jangan marah. Kota-kota yang maju itu berangkat dari kemampuan untuk berbaur dan menghargai perbedaan orang lain," ucap Rhenald.

Dia membandingkannya dengan anak-anak di Singapura, di mana mereka berbaur dengan mahasiswa India, Indonesia, ataupun yang berbeda agamanya seperti Hindu, Islam, dan Ortodoks.

Kata dia, ini yang seharusnya disebarluaskan di kampus yang ada di Jakarta agar para mahasiswa menjadi nyaman saat belajar. "Dunia ini kan penuh perbedaan. Oleh karena itu, Jakarta harus meneruskan tradisi tersebut," ujar Rhenald.

Sumber: http://megapolitan.kompas.com/read/2015/04/10/13234011/Kampus.di.Jakarta.Belum.Mampu.Tunjukkan.Pluralisme.di.Bidang.Pendidikan

Leave a Reply

Your email address will not be published.