Kabupaten Malang – Mahasiswa program studi Ilmu Perpustakaan Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang (UM) telah mengambil langkah kreatif dalam upaya mereka untuk meningkatkan literasi anak-anak di desa Lumbangsari. Mereka menggabungkan seni wayang daur ulang sebagai alat untuk memberikan pesan edukatif dan menginspirasi anak-anak sekaligus berkontribusi dalam mengurangi limbah sampah.
Pada hari Minggu (30/7/23), dalam kolaborasi dengan Rumah Singgah Lumbangsari, mahasiswa Ilmu Perpustakaan UM meluncurkan sebuah kegiatan storytelling yang unik. Kegiatan ini bertujuan untuk memadukan seni tradisional, edukasi lingkungan, dan kreativitas anak-anak dalam satu kesatuan yang menarik.
Bermain, Berkreasi, dan Bercerita
Kegiatan dimulai dengan pertunjukan wayang-wayangan yang memukau. Cerita yang dipentaskan berjudul “Pemilahan Sampah bersama Geng Ijo,” dan dipersembahkan oleh Kak Tasa dan Kak Alvi. Penggunaan wayang sebagai media untuk menyampaikan pesan edukatif ini berhasil memikat perhatian anak-anak dan mendorong mereka untuk berpartisipasi aktif dalam cerita.
Setelah penyampaian materi tentang pemilahan sampah organik dan anorganik, anak-anak dibimbing untuk membuat wayang-wayangan. Mereka diberikan bahan daur ulang yang telah dikumpulkan dari lingkungan sekitar. Dalam suasana yang penuh semangat, anak-anak mulai berkreasi, mereka mewarnai, gambar yang telah disediakan, mengguntingnya, dan menempelkannya di kardus. Proses ini bukan hanya tentang mendidik anak-anak dalam hal lingkungan dan daur ulang, tetapi juga merangsang kreativitas mereka.
Mengarang Cerita Sederhana
Setelah tahap pembuatan wayang selesai, tim pengabdian dari Ilmu Perpustakaan UM, yang diketuai oleh Trisna Nurdiana, bersama dengan teman-teman dari mahasiswa UM, membimbing anak-anak untuk mengarang cerita sederhana. Mereka diberikan kesempatan untuk menceritakan kisah berdasarkan wayang-wayangan yang mereka buat. Hasilnya, anak-anak dengan penuh semangat menceritakan kisah-kisah unik mereka, termasuk cerita tentang seekor buaya dan singa, atau seekor ikan paus yang akan dijual oleh tokoh paman.
Program ini mendapatkan bimbingan dari dosen ilmu perpustakaan Moh. Safii , S.Kom, M.Hum. yang memberikan arahan agar kegiatan ini dapat memberikan manfaat yang maksimal bagi anak-anak dan komunitas.
Menjadi Agen Perubahan
Harapannya, program yang bertajuk “Pelatihan dan Pendampingan Rumah Singgah Lumbangsari sebagai Agen Perubahan untuk Meningkatkan Kreativitas dan Penanaman Nilai-Nilai Profil Pelajar Pancasila,” akan membantu Rumah Singgah Lumbangsari dalam merancang kegiatan yang dapat mendukung perkembangan anak-anak dan penanaman nilai-nilai Pancasila dalam setiap kegiatan mereka.
Kegiatan ini adalah contoh nyata bagaimana seni, pendidikan, dan lingkungan dapat digabungkan untuk menciptakan pengalaman belajar yang berharga bagi anak-anak. Selain itu, adanya program pengabdian ini dapat menjadi sarana untuk mendukung Sustainable Development Goals (SDG) yang mencakup literasi, pendidikan, dan lingkungan yang bersih.(TAN)