Kerja Sambil Kuliah? Siapa Takut!

Setiap orang memiliki fase kehidupannya masing-masing, tidak harus seragam tidak harus sama. Kapan memulai untuk melanjutkan pendidikan perguruan tinggi, kapan memulai perjalanan karir, atau bahkan kapan harus memulai kehidupan yang baru dengan pasangan adalah keputusan yang hanya dapat ditentukan oleh diri kamu sendiri.

Kadang kita terlalu sibuk untuk khawatir membandingkan perjalanan hidup kita dengan orang lain, yang membuat kita menjadi tidak fokus pada apa yang harusnya kita hadapi di depan mata. Yaitu perjalanan hidup kita sendiri.

Mungkin hal itulah yang saya alami hampir selama 1,5 tahun sekitar tahun 2015 sampai pertengahan tahun 2016. Dengan tuntutan menjalankan program pendidikan SMK selama 4 tahun menjadikan saya harus tertinggal melanjutkan pendidikan perguruan tinggi selama 1 tahun. Kemudian ditambah saat tahun ke-4 saya sekolah (SMK), saya sudah mulai bekerja dan masih dalam status probation sehingga masih belum berani untuk mengambil keputusan akan kuliah dimana. Jujur saat itu permasalahan bukan hanya sekadar dimana melanjutkan kuliah, atau apa jurusan yang akan saya ambil. Karena dalam pekerjaan masih dalam status probation, saya menggantungkan harapan agar di akhir masa probation saya bisa lulus dan diangkat menjadi karyawan tetap. Kemudian pikiran menjadi bercabang, antara menuruti ego untuk segera mendaftar kuliah walaupun keadaan masih belum pasti, atau menunggu hasil probation selesai dan menunda kembali jadwal untuk mendaftar kuliah.

Akhirnya dalam masa penuh ketidakpastian tersebut, saya berusaha untuk mempersiapkan presentasi probation semaksimal mungkin sembari me-list setiap universitas di area Jabodetabek yang masih bisa saya capai lengkap dengan list harga, sistem kuliah, akreditasi, serta jurusan yang ada di universitas tersebut. Iya betul, saya bertekad untuk menjalankan kuliah sambil bekerja (Kelas Karyawan) apapun keadaanya. Saya merasa saat itu adalah momen ter-ambisius saya dalam hidup. Karena keuntungan yang saya dapatkan untuk kuliah karyawan di universitas swasta adalah :

  • Saya bebas memilih dimana kampus yang saya mau.
  • Jurusan apa yang akan saya pilih.
  • Sistem kuliah seperti apa yang dapat disesuaikan dengan keadaan.
  • Serta tentu saja biaya kuliah yang dapat saya atur sesuka hati.

Ada kekuatan adrenalin yang saya rasakan saat itu, karena apapun keputusan yang saya ambil maka akan mempengaruhi kehidupan saya kedepannya. Apabila saya salah langkah dalam memilih kampus atau jurusan maka bisa saja saya akan menyesal, dan banyak waktu yang sudah terbuang percuma. Saya berusaha untuk memahami diri ini apa minat yang saya tekuni dan apakah jurusan tersebut dapat menyalurkan passion dan minat saya dalam bentuk pekerjaan.

Singkat cerita, akhirnya saya ditetapkan menjadi karyawan tetap dan melanjutkan kuliah jurusan Marketing Communication & Advertising. Selama dalam hidup ,saya belum merasakan berhasil mengambil keputusan tepat yang pernah saya ambil, sampai saat ini saya merasa sangat senang mengambil jurusan ini dan tidak pernah terpikirkan saya salah mengambil jurusan bahkan menyesal mengambil jurusan ini.

Namun dalam perjalanan 4 tahun kerja sambil kuliah ini jujur sulit bahkan tidak mudah. Memegang dua beban yang sama besar dan harus saya pertanggung jawabkan rasanya membuat saya merasa pecah kepala saat itu. Jadwal yang kadang bentrok, atau waktu istirahat yang tersita sudah menjadi makanan sehari-hari. Namun saya beruntung memiliki teman pekerjaan dan teman kampus yang paham akan keadaan saya, bahkan mereka juga banyak sekali membantu saya mengatasi masalah-masalah tersebut. “Badai pasti cepat berlalu.” hanya itu yang ada di benak saya saat mengalami kesulitan-kesulitan yang terus dihadapi.

Allhamdulilah akhirnya semua badai itu sudah berlalu, perjalanan kerja sambil kuliah saya saat ini sudah berakhir dan berbuah manis. Saat ini saya masih menunggu kapan pandemi Covid-19 berakhir dan bisa melaksanakan wisuda. Haru bercampur bangga pada diri ini adalah salah satu momen hidup yang akan selalu saya syukuri. Bangga karena saya berhasil memilih membiayai diri ini sendiri untuk kuliah tanpa bantuan orang tua dan haru karena sudah berhasil pada titik ini.

Yuk YOTers jangan ragu untuk berkarya di tempat kerja namun sambil melanjutkan pendidikan. Entah itu kamu baru mulai S1 atau melanjutkan S2 karena menurut Riri Sarjono “Hidup itu tentang belajar menari di tengah badai.”

 

See you on top YOTers!

@mrreizaldy

Leave a Reply

Your email address will not be published.