Kompetisi vs Kolaborasi, Harus Pilih Mana?

Di era ini kesempatan untuk kolaborasi terbuka luas. Ragam event pun semakin banyak. Kadang tidak bertemu langsung pun, akibat pandemi Covid-19 misalnya, bisa menciptakan sebuah project bersama, contohnya collaboration membuat podcast.

 

Terbiasa dengan kompetisi

Sejak kecil kita terbiasa dengan kompetisi seperti peringkat akademik. Peraih peringkat 1 akan dijuluki yang paling jago pelajaran. Kalau istilah anak sekarang sih, “anak ambis”.

  • Bijak pilih lawan dan kawan

Kompetisi bukannya buruk, hanya saja kita harus pandai memilah siapa lawan dan kawan. Bahkan di antara para kompetitor, bisa jadi ada pihak yang potensial menjadi mitra kolaborasi. Kompetitor pun bisa memberi kita sudut pandang berbeda dalam menilai apa yang kita kerjakan dengan melakukan perbandingan.

  • Kompetisi untuk meningkatkan daya saing

Kompetisi yang sehat akan meningkatkan daya saing, sehingga kita bisa melakukan berbagai upaya untuk memperbaiki diri.

Dalam bisnis fashion misalnya, perusahaan kompetitor telah berhasil meningkatkan penjualan lewat beberapa marketplace. Merespon hal ini, perusahaan kita perlu yang sebelumnya hanya menggunakan satu marketplace, perlu memperluas jangkauan.

  • Kompetisi untuk mendorong diri untuk menjadi lebih baik

Jiwa kompetitif diperlukan agar seseorang tidak rendah diri dan punya dorongan untuk terus menjadi lebih baik. Orang sukses wajib punya karakter ini.

 

Kolaborasi harus jalan

Di sisi lain, sebagai makhluk sosial nih, kita perlu kolaborasi sebanyak-banyaknya. Proses mewujudkan suatu collab akan mempertemukan banyak ide, perspektif, hingga solusi pemecahan masalah yang variatif.

  • Dalam kolaborasi, setiap orang punya peran

Apakah kolaborasi artinya bergantung pada rekan? Tentu saja tidak. Dalam proses collab, setiap pihak bisa memberikan masukannya masing-masing.

  • Kolaborasi penting untuk mencapai tujuan bersama

Di lingkungan pekerjaan kita bekerja dalam tim. Sekalipun setiap orang berlomba untuk peningkatan karir, bukan berarti kesempatan untuk berkolaborasi menjadi tertutup.

Sebuah tim memerlukan kolaborasi antar pegawai, jika kompetisi tidak sehat muncul di dalamnya, tujuan akan semakin jauh dari kata tercapai.

Kolaborasi bisa membantu mencapai sebuah tujuan lebih cepat karena kedua pihak setidaknya punya arah yang serupa.

Jadi kesimpulannya harus pilih yang mana?

Poin penting yang perlu digaris bawahi adalah,  jika bisa kolaborasi, mengapa harus berkompetisi?

 

Baca Ini Juga Yuk!

 

Butuh inspirasi?

Kamu ingin dapat motivasi dan inspirasi? Yuk tonton konten tentang self-development, tips karir, dan masih banyak lagi di YouTube Young On Top atau klik video di bawah ini.