KUPAS TUNTAS KEBENARAN BEUTY PREVILEGE

Tanpa kita sadari, banyak sekali pandangan masyarakat yang menuntut kesempurnaan pada seorang perempuan. Sampai-sampai hal tersebut menjadi budaya yang turun-temurun hingga ke abad-20 saat ini. Banyaknya orang serta media yang menyuarakan kesetaraan gender belum cukup untuk membuat kesetaraan gender menjadi hal yang sama.

Dalam diskusi narasi yang diadakan satu tahun lalu, Najwa Shihab mengundang Reza Rahadian, Arie Kriting, Tompi, dan Nadiem Makarim untuk membicarakan “Susahnya Jadi Perempuan” dengan berbagai pertanyaan sensitif terkait pandangan masyarakat terhadap perempuan. Pada kesempatan ini, saya akan membahas salah satu hal yang dibicarakan yaitu terkait mengejar standar kecantikan.

Kecantikan bukanlah topik baru yang seru untuk dibicarakan. Ketika seseorang ditanya tentang standar kecantikan menurut mereka, banyak yang menjawab bahwa kecantikan seseorang dilihat dari bagaimana orang tersebut bertingkah laku dan bertutur kata. Namun pada kenyataanya, banyak orang yang memiliki pandangan bahwa cantik itu harus putih, kurus, tinggi, rambut lurus panjang, hingga hidung mancung.Arie Kriting (komika asal Indonesia Timur) sangat menyayangkan hal tersebut. Ia berpendapat bahwa orang timur cantik dengan rambut keriting yang dimiliki. 

Filter di sosial media membuat pressure, ucap Najwa Shihab. Oleh karena itu diperlukan pemahaman bahwa apa yang kita lihat di media sosial itu tidaklah nyata. Camera dan make up mampu merubah struktur dan warna wajah seseorang. Hal ini membuat Nadiem Makarim sebagai ayah yang memiliki anak perempuan ingin memberikan edukasi pada anaknya sebaik mungkin.

“KEADILAN SOSIAL BAGI RAKYAT GOOD LOOKING”

  • Pamela Amelia

 

Kalimat menggelitik yang diberikan oleh teman komunitas narasi tersebut tidak bisa disangkal. Banyak keuntungan yang bisa didapat jika kamu memiliki paras yang sesuai dengan standar kecantikan di Indonesia. Seperti stigma yang berkembang dalam masyarakat bahwa pegawai atraktif dianggap lebih cakap bekerja, jago bersosialisasi,  dan akan banyak laki-laki yang mendekati. Menurut Reza Rahadian, ada saja orang yang menyukai wanita yang tidak sesuai dengan standar kecantikan yang ada. Tak bisa dipungkiri, tidak sesuai standar kecantikan yang ada bukan berarti wanita tersebut tidak memiliki daya tarik dan aura yang memikat.

 

Sering kali standar kecantikan yang ada membuat kita menjadi insecure. Filter di sosial media membuat pressure, ucap Najwa Shihab. Oleh karena itu diperlukan pemahaman bahwa apa yang kita lihat di media sosial itu tidaklah nyata. Camera dan make up mampu merubah struktur dan warna wajah seseorang. Hal ini membuat Nadiem Makarim sebagai ayah yang memiliki anak perempuan ingin memberikan edukasi pada anaknya sebaik mungkin.

 

“Respect Your Own Colour”

  • Tompi

 

Sebagai seorang dokter, Tompi mengungkapkan bahwa banyak produk whitening yang ditolak oleh BPOM. Karena sebetulnya tidak ada produk yang dapat memutihkan kecuali suntik dan operasi. Oleh karena itu untuk produk kecantikan yang ia buat, ia meminta para customer untuk menghargai warna mereka dan tidak mengejar standar kecantikan. Kepercayaan diri adalah sifat yang dapat membangun kecantikan seseorang. Dulu banyak orang yang mencukur alisnya hingga setipis mungkin. Berbanding terbalik dengan saat ini, orang berlomba-lomba untuk memiliki alis sinchan, imbuhnya. 

Dapat disimpulkan, memang benar bahwa beuty previlege masih eksis hingga saat ini. Namun, tak ada gunanya mengikuti standar kecantikan yang ada karena itu akan berubah sepanjang zaman. Tetap rawat dirimu sebaik mungkin lalu tunjukan kecantikan versi dirimu. Kamu yang memberi nilai seberapa berharganya dirimu. Pandanglah dirimu di cermin dengan penuh percaya diri ciptakan your beauty dan dapatkan beauty privilege yang hanya untuk dirimu.

Sumber : Youtube