Literasi Media: Kunci Pikiran Merdeka di Era Digital

Literasi Media: Kunci Pikiran Merdeka di Era Digital

Gak lama lagi negara kita tercinta akan ulang tahun ke-75, YOTers! Kesannya sudah tua, tetapi sebenarnya Indonesia terhitung masih muda untuk umur negara. Artinya, masih banyak yang perlu kita perjuangkan sebagai satu bangsa. Bagi bangsa yang muda seperti Indonesia, era modern memberi kita berbagai macam tantangan.

YOTers sadar gak kalo setiap hari kita dibombardir oleh begitu banyak informasi dari internet dan media sosial? Gak cuma banyak, tapi juga begitu cepat geraknya. Ternyata, kemajuan teknologi ada efek negatifnya juga yang harus kita sikapi, yakni bahaya information overload dan informasi keliru. Ini ancaman bagi kemerdekaan kita, bukan secara fisik tetapi secara mental.

Nah maka itu, hari ini kami akan bahas mengenai Literasi Media. Inilah cara ampuh buat YOTers untuk tetap merdeka secara pikiran.

Apa Hubungannya Literasi Media dengan Kemerdekaan?

Literasi Media adalah kemampuan untuk memahami, menganalisis, dan mendekonstruksi pencitraan media. Kita sebagai konsumen perlu tahu bagaimana media dibuat dan juga tujuannya saat informasi disebarkan. Zaman sekarang, banyak orang sudah menganggap media sebagai sumber fakta. Sedangkan, kita sering lupa kalo media juga dibuat oleh manusia. Artinya, pasti bisa membuat kesalahan. Lebih lagi, Literasi Media menjadi semakin penting karena zaman sekarang siapapun bisa mendapat atau membuat platform untuk menyebar ide maupun informasi apapun. Kalo kita gak hati-hati, pikiran kita bisa jadi terbiasa tergiring dan tidak berpikir sendiri.

Bukan berarti kita gak bisa percaya media, tapi kita harus kritis terhadap informasi yang kita terima.

Tips Mulai Membiasakan Literasi Media

Tenang saja, literasi media gak hadir untuk buat kita pusing tentang siapa yang harus kita percaya. Agar YOTers bisa langsung mengasah literasi media kamu, ayo simak beberapa tips mudah ini:

1. Baca berita lebih dari satu sumber

Tips pertama ini paling mudah untuk YOTers mulai lakukan. Kamu perlu tahu kalo dua media yang berbeda bisa saja meliput berita yang sama dengan gaya dan bahasa yang berbeda. Dengan membandingkan perbedaan-perbedaan ini, kamu akan lebih mudah membedakan informasi mana yang berupa fakta dan mana yang opini.

Semakin peka terhadap fakta, semakin bebas kita berpendapat! 

2. Pahami latar belakang sebuah media

Hal ini gak cuma berlaku untuk sumber-sumber informasi alternatif. Media-media besar juga perlu kamu pahami latar belakangnya dan rekam jejaknya. Dengan ini, YOTers akan lebih paham visi dan misi dari sebuah media, serta akan paham mengapa sebuah media memiliki opini tertentu. Akhirnya, kamu akan mampu melihat sebuah isu dengan kacamata yang berbeda-beda.

Saat kamu bisa lihat the bigger picture, kamu akan berpikir lebih jernih! 

 

3. Menerima bahwa media bisa membuat kesalahan

Terakhir, YOTers harus menerima kenyataan kalo semua media di luar sana dikerjakan oleh manusia juga. Saat sebuah media meliput dengan kurang akurat bukan berarti kita boleh mengejek atau menghina mereka. Era digital ini juga menuntut media untuk mengeluarkan lebih banyak informasi dengan lebih cepat lagi. Pastinya, akan ada kemungkinan untuk adanya kesalahan. Peran kita cukup untuk mendeteksi dan menginformasikan kesalahan tersebut.

Merdeka secara pikiran juga berarti mengendalikan emosi kita, YOTers!

Leave a Reply

Your email address will not be published.