Mahasiswa Dilarang Jadi Ketua Ospek

Mahasiswa Dilarang Jadi Ketua Ospek

JAKARTA – Sejatinya, ospek adalah masa pengenalan mahasiswa baru (maba) dengan kampus. Tetapi jika mendengar kata ospek, hal yang terbayang adalah berbagai kekonyolan maba. Rambut dihias pita warna-warni, barang bawaan superajaib, hingga tugas-tugas enggak masuk akal dari senior.

Padahal, Menristek Dikti M Nasir menegaskan ospek membantu peralihan siswa SMA menjadi mahasiswa. Mereka perlu dikenalkan dengan berbagai hal, seperti manajemen kampus dan sistem perkuliahan di sana.

"Mahasiswa baru perlu tahu bagaimana organisasi kegiatan kampus, hingga fasilitas dan infrastruktur yang tersedia dan dapat dimanfaatkan. Itu yang terpenting," ujar Nasir di Kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU), baru-baru ini.

Mantan rektor Universitas Diponegoro (Undip) itu menambahkan, ospek seharusnya dikoordinasi oleh dosen, sedangkan mahasiswa hanya menjadi panitia. Jika dikoordinasi langsung oleh mahasiswa, maka ospek rawan dengan aksi perploncoan.

"Dulu ketuanya adalah mahasiswa, tapi saya larang itu, karena ada kecenderungan untuk melakukan yang tidak benar," imbuhnya.

Nasir menegaskan, civitas kampus yang terbukti melakukan perploncoan saat ospek akan diberi sanksi tegas. Selain itu, guna mencegah perploncoan saat ospek, Nasir akan mengundang semua pembantu rektor (PR) II untuk dilakukan brainstorming terkait hal tersebut. Masalahnya sekarang, ujar Nasir, adalah mengontrol perguruan tinggi di bawah lembaga serta kementerian lain.

"Contohnya pendidikan pelayaran, Kementerian Dalam Negeri atau Kementerian Perhubungan, kami tidak bisa mengontrol. Tugas saya adalah mengontrol akademis. Kami juga akan mengundang para dirjen di berbagai kementerian/lembaga," tambahnya.

 

Leave a Reply

Your email address will not be published.