Mengenal Lebih Dalam Tren Cancel Culture

Cancel culture adalah

Cancel culture adalah salah satu fenomena yang saat ini marak dilakukan oleh masyarakat. Hal ini karena mulai adanya kesadaran dari masyarakat bahwa ruang publik adalah ranah elit, sehingga ruang tersebut seharusnya diisi dengan konten yang berkualitas dan bermanfaat. Ketika ruang publik terkesan dikotori oleh fenomena atau objek tertentu maka saat itulah cancel culture bekerja.

Menurut Koentjoro, Psikolog sekaligus tenaga pendidik di Universitas Gadjah Mada, bahwa cancel culture sama dengan boikot. Pemboikotan digaungkan beramai-ramai melalui online seperti media sosial maupun offline seperti unjuk rasa.

 

Pro-Kontra Cancel Culture

Sejumlah pro dan kontra tak luput dari adanya tren ini. Sejumlah orang menganggap bahwa cancel culture adalah bentuk pertanggungjawaban seseorang atas segala kesalahan atau kekeliruan yang diperbuat. Diterimanya orang tersebut di ruang publik dianggap bentuk melegitimasi perbuatan serupa bukanlah permasalahan yang perlu ditanggapi serius. Namun, terdapat pula orang yang menganggap bahwa cancel culture merupakan pengekangan terhadap kebebasan seseorang.

Dampak cancel culture tidaklah main-main. Seseorang yang terkena cancel culture dilarang untuk tampil di hadapan publik, seperti televisi dan radio. Selain itu, karya-karya mereka akan ditolak oleh masyarakat, diikuti dengan pembatalan kontrak kerja hingga iklan. Cancel culture akan selalu disertai sanksi sosial berupa bullying yang dapat merusak mental seseorang.

 

Baca Juga:

 

Butuh Inspirasi?

Jika kamu ingin mendapatkan informasi dan motivasi lainnya, bisa kunjungi konten tentang self development, tips karir, dan masih banyak lagi hanya di Youtube Young On Top di bawah ini.