MENGENAL MACAM-MACAM FAUNA ORIENTAL

Wilayah persebaran fauna oriental meliputi seluruh Asia Tenggara dan selatan termasuk Indonesia bagian barat. Kondisi lingkungan fisik wilayah Oriental cukup bervariasi, sebagian besar beriklim tropis sehingga banyak terdapat hutan tropis yang kaya akan flora dan fauna. Beberapa fauna khas yang hidup di wilayah Oriental antara lain : harimau, gajah, gibbon, orang utan, bekantan, monyet, badak bercula satu, menjangan, antelop, tapir, babi rusa. Terdapat beberapa fauna endemik yang hanya hidup di daerah tertentu, misalnya anoa di Sulawesi dan komodo yang hanya terdapat di pulau Komodo dan pulau-pulau kecil di sekitarnya.

Wilayah fauna Oriental meliputi Benua Asia beserta pulau-pulau disekitarnya meliputi asia tenggara Srilangka, Filipina dan wilayah fauna Indonesia bagian barat dan tengah yang meliputi Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi. Kondisi lingkungan fisik wilayah Oriental cukup bervariasi, sebagian besar beriklim tropis sehingga banyak terdapat hutan tropis yang kaya akan flora dan fauna.

Ketika Alfred Russel Wallace mengunjungi Indonesia pada tahun 1856, ia menemukan perbedaan besar fauna di beberapa daerah di Indonesia (waktu itu Hindia Belanda). Ketika ia mengunjungi Bali dan Lombok, ia menemukan perbedaan hewan di kedua daerah tersebut. Di Bali, terdapat banyak hewan yang mirip dengan hewan-hewan yang mirip hewan-hewan Asia (Oriental), sedangkan di Lombok hewan-hewannya mirip dengan Australia. Oleh sebab itu, kemudian ia membuat garis pemisah yang memanjang mulai dari Selat Lombok ke Utara melewati Selat Makasar dan Philipina Selatan. Garis ini disebut Garis Wallace.

Indonesia terbagi menjadi dua zoogeografi yang dibatasi oleh Garis Wallace. Garis Wallace membelah Selat Makassar menuju ke Selatan hingga ke Selat Lombok. Jadi, Garis Wallace memisahkan wilayah oriental (termasuk Sumatera, Jawa, Bali, dan Kalimantan) dengan wilayah Australia (Sulawesi, Irian, Maluku, Nusa Tenggara Barat dan Timur).

Setelah Wallace, Weber seorang ahli zoologi Jerman juga mengadakan penelitian tentang penyebaran hewan-hewan di Indonesia. Weber melihat bahwa hewan-hewan di Sulawesi tidak dapat sepenuhnya dikelompokkan sebagai hewan-hewan kelompok Australia. Hewan-hewan tersebut ada yang memiliki sifat-sifat seperti halnya hewan-hewan di daerah Oriental. Oleh sebab itu, Weber mengatakan bahwa fauna di Sulawesi merupakan fauna peralihan. Weber kemudian membuat garis pembatas yang berada di sebelah timur Sulawesi memanjang ke Utara ke Kepulauan Aru.

Ciri-Ciri Fauna Oriental:

Hewan-hewan di bagian barat Indonesia (Oriental) yang meliputi Sumatera, Jawa dan Kalimantan, serta pulau-pulaunya memiliki ciri-ciri sebagai berikut.

  • Banyak spesies mamalia yang berukuran besar, misalnya gajah, banteng, harimau, badak. Mamalia berkantung jumlahnya sedikit, bahkan hampir tidak ada.
  • Terdapat berbagai macam kera. Kalimantan merupakan pulau yang paling kaya kan jenis-jenis primata.
  • Burung-burung Oriental memiliki warna yang kurang menarik dibanding burung-burung di daerah Australia, tetapi dapat berkicau. Burung-burung yang endemik misalnya jalak bali (Leucopsar rothschildi), elang jawa, murai mengkilat (Myophoneus melurunus), elang putih (Mycrohyerax latifrons), ayam hutan berdada merah (Arborphila hyperithra), ayam pegar.

Fauna Endemik Oriental

Harimau Bengal (juga dikenal sebagai harimau Benggala Kerajaan) adalah subspesies harimau, ditemukan di anak benua India. Harimau Bengal adalah hewan nasional Bangladesh dan dianggap sebagai harimau terbesar kedua di dunia. Harimau Bengal adalah spesies harimau yang paling banyak di Asia dan ditemukan di hutan lebat dan rawa bakau dan hutan di seluruh India, Bangladesh, Bhutan dan Nepal, meskipun rentang harimau Bengal saat ini jauh lebih kecil daripada sebelumnya.

Harimau Benggala dianggap sebagai spesies harimau terbesar kedua, meskipun laporan terbaru menunjukkan bahwa harimau Benggala rata-rata, lebih besar dari harimau Siberia. Harimau Bengal memiliki mantel oranye kuning atau oranye, dengan garis-garis hitam atau coklat gelap dan perut putih. Macan putih adalah harimau Bengal yang memiliki gen bermutasi, yang berarti bahwa warnanya putih dengan garis-garis hitam. Harimau hitam diketahui memiliki bulu hitam dengan garis-garis berwarna lebih terang tetapi lebih langka daripada harimau putih.

Harimau Bengal adalah predator yang dominan dan pemakan daging, memburu mangsanya dengan mengintai hingga harimau Bengal memiliki kesempatan untuk menangkapnya. Harimau bengal terutama memburu mamalia yang lebih besar termasuk rusa, babi hutan, sapi dan kambing.

Badak sumatera adalah yang terkecil dari lima spesies badak dengan panjang tubuh kurang dari 250 cm. Tidak seperti spesies badak Asia lainnya, badak sumatera memiliki dua tanduk seperti badak putih dan hitam yang ditemukan di benua Afrika. Badak sumatera terutama mendiami hutan hujan dataran rendah yang lebat, rumput tinggi dan alang-alang yang berlimpah dengan sungai, dataran banjir besar, atau daerah basah dengan banyak dinding lumpur, rawa dan hutan awan. Kisaran badak sumatera pernah membentang dari India, melalui Asia Tenggara dan Sumatera. Badak sumatera adalah yang terkecil dari semua spesies badak dan telah menjadi sasaran empuk bagi pemburu. Badak sumatera menggunakan tanduknya untuk pertahanan, intimidasi, menggali akar dan mencabang-cabang selama makan. Tanduk badak sumatera terbuat dari zat yang disebut keratin dan karena itu sangat kuat. Tanduk badak sumatera digunakan dalam pengobatan kuno dan banyak badak sumatera telah diburu secara ilegal untuk mereka. Badak sumatera memiliki penglihatan yang relatif buruk, lebih mengandalkan mendengar dan mendeteksi apa yang terjadi di sekitar mereka.

Tapir adalah mamalia besar yang meskipun mirip dengan babi, diyakini paling dekat dengan kuda dan badak. Tapir ditemukan di hutan basah dan lebat di daerah yang lebih beriklim di Belahan Bumi Selatan. Ada empat spesies tapir yang dikenal saat ini, yang semuanya diklasifikasikan sebagai terancam punah. Tapir Baird dapat diidentifikasi berdasarkan fakta bahwa spesies tapir ini memiliki tanda berwarna krem di wajahnya. Tapir Malaya (juga dikenal sebagai Tapir Asia) adalah yang terbesar dari spesies tapir dan memiliki pita putih khas di seluruh tubuhnya. Tapir Malaya pernah menjelajahi hutan tropis di seluruh Asia Tenggara tetapi Tapir Malaya saat ini memiliki kisaran yang jauh lebih kecil terutama karena hilangnya habitat.

Tapir Gunung adalah yang terkecil dari empat spesies, tapir ini menghuni lebih banyak daerah pegunungan daripada hutan dataran rendah. Tapir Gunung ditemukan di hutan tinggi di pegunungan Andes di Kolombia, Ekuador, dan di Utara Peru. Tapir Brazil dikenal sebagai perenang yang fantastis dan Tapir Brazil umumnya ditemukan dekat dengan air di Hutan Hujan Amazon.

Tapir menggunakan moncong yang dpt memegang untuk mengambil daun dan ranting dari semak dan pohon rendah. Hari ini, keempat spesies tapir dianggap terancam punah. Hal ini terutama disebabkan oleh deforestasi dan hilangnya habitat, serta perburuan dari tapir oleh manusia. Manusia telah memburu tapir untuk daging dan kulit kasar mereka.

 

Penulis: Nira Inggrafidia Sari

Leave a Reply

Your email address will not be published.