Merasa Sakit Saat Patah Hati? Ini Dia Penjelasan Ilmiahnya!

Putus

Setiap orang tentu menginginkan hubungan yang bahagia dengan sang kekasih, namun apa daya jika takdir berkata lain?

Putus cinta akan menimbulkan patah hati yang terasa menyakitkan. Apalagi jika kamu menaruh perasaan mendalam pada sang kekasih. Nggak hanya memberikan dampak pada psikis, namun juga pada fisik.

Patah hati saat putus cinta akan membuat kamu merasakan sakit di berbagai organ tubuh. Tahukah kamu? Ini semua ada penjelasan ilmiahnya, lho.

 

Adanya Hormon Patah Hati dan Cara Otak Menerjemahkan Emosi

Di otak, ada bagian yang disebut sistem limbik. Sistem limbik terdiri dari amigdala, septum, hipotalamus, talamus, dan hipokampus. Sistem limbik terletak di bagian dalam otak dan bertanggung jawab dalam pembentukan emosi, dari marah, takut, bahagia, hingga dorongan seksual.

Saat berhadapan dengan orang yang kamu suka, indera penglihatan akan menangkapnya sebagai suatu rangsangan atau stimulus. Rangsangan ini kemudian dikirimkan ke bagian amigdala di otak. Amigdala pun mengontak dopamin, neurotransmitter yang bertugas dalam memberikan rasa nyaman, senang, dan bahagia. Akibatnya, level dopamin bakal meningkat.

Namun, saat patah hati kadar dopamin akan merosot tajam. Sebagai gantinya, hormon kortisol atau hormon stres melonjak drastis

 

Hal ini diperkuat dengan studi yang dilakukan oleh Queensland Government Health. Dilansir dari situs health.qld.gov.au, saat jatuh cinta, rasanya akan seperti kecanduan atau obat, karena hormon-hormon yang ada di otak dilepaskan begitu saja ketika manusia tertarik pada seseorang atau sesuatu.

 

“Dopamin dan oksitosin, khususnya, adalah hormon yang membuat kita merasa baik dan ingin mengulangi perilaku, dan dilepaskan pada tingkat tinggi ketika kita sedang jatuh cinta,” tulis studi tersebut.

 

Lalu, saat patah hati, kadar hormon ini turun dan diganti dengan hormon stres kortisol. Adanya hormon kortisol yang terlalu banyak selama periode tertentu akan berdampak pada timbulnya kecemasan, mual, jerawat, dan kenaikan berat badan hingga semua gejala mental dan fisik yang tidak menyenangkan yang terkait dengan patah hati.

 

Nah, itu dia YOTers penjelasan ilmiahnya. Kalau kamu sendiri pernah nggak nih ngalamin hal ini? Kalau iya, sakit seperti apa yang kamu rasain?

 

Rekomendasi Buat Kamu Baca

 

Butuh Inspirasi?

Jika kamu ingin mendapatkan informasi dan motivasi lainnya, bisa kunjungi konten tentang self development, tips karir, dan masih banyak lagi hanya di Youtube Young On Top di bawah ini.