Novel Hujan Karya Tere Liye. Yang Mengandung Banyak Pesan Moral.

Para pencinta novel pasti udah ga asing lagi mendengar nama Tere Liye. Tapi, tahukah kamu bahwa Tere Liye hanyalah nama pena dari seorang laki-laki bernama asli Darwis. Ia memulai debut kepenulisan pada tahun 2005 melalui novel Hafalan Surat Delisa. Sampai saat ini ia telah menerbitkan lebih dari 50 buku dan beberapa diantaranya telah  diangkat kelayar lebar seperti ,Hafalan Shalat Delisa, Bidadari-Bidadari Surga, Moga Bunda Disayang Allah dan Rembulan Tenggelam di Wajahmu. Melalui karya-karyanya Ia juga memenangkan penghargaan IKAPI Award dan Islamic book award. Dengan berbagai pencapaiannya yang ia miliki Tere Liye dikenal sebagai orang yang sederhana dan tidak pernah mengumbar kehidupan pribadinya di media sosial, ia lebih ingin dikenal melalui karya-karyanya.

Hujan merupakan salah satu novel best seller yang diciptakan oleh Tere liye. Novel ini bergenre science fiction yang mengisahkan dunia di masa depan yang penuh akan kecanggihan teknologi dan permasalahan iklim. Kedua isu tersebut menjadi sangat indah saat dibaca, karena dipadukan dengan kisah tentang persahabatan, cinta, dan perpisahan yang dapat membuat pembacanya sedih, tertawa, bersemangat dan tersenyum-senyum. Bahasa yang ringan, alur cerita yang tidak bertele-tele, sulit diterka-terka, dan banyak kejutan menarik, membuat pembaca tidak bosan ketika membacanya. Di dalamnya juga bertabur kutipan-kutipan indah yang mengandung pesan moral. Novel ini tidak memiliki daftar isi dan sinopsis di bagian sampul belakang buku, inilah yang membuat novel ini berbeda dari kebanyakan novel lainnya.

Kita semua adalah pengembara di dunia ini. Ada yang kaya, pun ada yang miskin. Ada yang terkenal, ternama, berkuasa, juga ada yang bukan siapa-siapa. Ada yang seolah bisa membeli apapun, melakukan apapun yang dia mau, hebat sekali. Ada yang bahkan bingung besok harus makan apa. Akan tetapi, sesungguhnya di manakah kebahagiaan itu hinggap?

Novel ini menceritakan tentang seorang gadis bernama Lail. Ia kehilangan ibu dan rumahnya saat hujan, ia juga mengalami kenangan-kenangan menyakitkan saat hujan. Namun, ia juga memiliki banyak harapan saat hujan. Dalam perjalanannya, banyak kenangan indah terjadi saat hujan.

“Kita boleh kehilangan apa pun tetapi tidak boleh kehilangan harapan.” -Tere Liye-