Optimism Bias: Optimis Boleh tapi Harus Realistis

YOTers! Pernahkah kamu membuat keputusan dan merasa sangat optimis dengan opsi yang kamu ambil? Kali ini kita akan membahas tentang perasaan “percaya diri” tersebut dalam proses decision making.

 

Apa sih maksudnya?

Proses membuat keputusan terkadang dipengaruhi situasi yang dinamakan optimism bias. Menurut Tali Sharot dalam jurnal Current Biology adalah perbedaan antara ekspektasi seseorang dengan hasil yang didapatkan. Apabila ekspektasi lebih baik daripada kenyataan, maka seseorang telah menerapkan optimism bias.

Sebaliknya, jika ekspektasi lebih buruk daripada kenyataan, maka seseorang telah pesimis terhadap outcome yang akan didapat.

 

Dampak negatif optimism bias

 

  • Proses pembuatan keputusan yang kurang baik

Seseorang yang mengalami optimism bias menganggap bahwa peluang ia mengalami situasi negatif lebih rendah. Dalam kondisi semacam ini, ada pertimbangan yang dikesampingkan atau malah diabaikan.

Mengabaikan suatu pertimbangan artinya keputusan tidak dibuat dengan optimal. Andai pertimbangan tersebut remeh, mungkin konsekuensinya tidak seberapa, namun bagaimana jika menyangkut hal penting?

Contohnya gimana tuh?

Sebagai contoh ketika berkendara dengan mobil, seseorang tidak menggunakan sabuk pengaman dan menganggap bahwa ia tidak akan mengalami kecelakaan. Situasi ini menggambarkan bahwa seseorang mengalami optimism bias dengan pemikiran bahwa hal buruk tidak akan terjadi.

 

Apakah optimism bias selalu buruk?

Tentu tidak. Optimism bias dapat memberikan seseorang outlook yang optimis dan positif dalam membuat keputusan.

Berdasarkan penjelasan Verywell Mind, optimism dapat memberi motivasi untuk mencapai sebuah tujuan. Anggapannya, jika seseorang tidak memercayai bahwa ia akan sukses, mengapa ia harus bersusah-susah berusaha?

Tanpa kecenderungan untuk optimis, maka tidak ada dorongan untuk membuat kemajuan karena seseorang terus merasa pesimis.

Pahami bahwa sikap optimis biasanya menurun ketika seseorang dihadapkan dengan kondisi stres, sehingga seseorang kehilangan arah dan rasa antusias dalam mengupayakan sesuatu.

 

Bagaimana agar optimism bias tidak merugikan?

Optimism bias dalam membuat keputusan berdampak merugikan jika seseorang menutup diri dari perspektif baru.

Hal baru tidak harus diterima mentah-mentah, namun dapat menjadi pertimbangan yang mungkin mampu menambal kekurangan dalam keputusan.

 

Baca Ini Juga Yuk!

 

Good news!

Buat kamu yang ingin mengembangkan leadership skill dan networking, Phoenix United hadir untukmu!

Phoenix United adalah Indonesian Leaders Society dimana kamu bisa mengikuti fun trips, dinner with CEOs, sampai networking party bersama dengan komunitas yang nggak hanya seru namun juga impactful.

Yuk join komunitasnya sekarang dengan klik di sini: Phoenix United Indonesia 

Fun jogging yuk!

Phoenix United bakal ajak kalian seru-seruan, salah satunya dengan jogging bareng di Gelora Bung Karno. Buruan daftar di sini: bit.ly/funjogging

 

Butuh inspirasi?

Kamu ingin dapat motivasi dan inspirasi? Yuk tonton konten tentang self-development, tips karir, dan masih banyak lagi di YouTube Young On Top atau klik video di bawah ini.