Paradoks dari Sebuah Kebahagiaan

Kebahagiaan merupakan sebuah konsep yang abstrak serta subyektif, sehingga tidak ada satupun konsep yang bisa digunakan untuk mendefinisikan kebahagiaan dari setiap individu. Ada yang mengatakan bahwa kebahagiaan merupakan rasa puas terhadap sesuatu, namun ada juga yang mengatakan bahwa kebahagiaan merupakan suatu keadaan dimana perasaan senang timbul dari seorang individu.
Kebahagiaan acapkali dijadikan sebagai tujuan hidup setiap manusia, namun justru dalam perjalanan mewujudkannya acapkali malah membuat si individu merasa menderita. Setiap orang mempunyai rangsangan kebahagiaan nya masing-masing. Ada yang cukup dengan mendapatkan promosi jabatan, kenaikan gaji atau bahkan mampu berhasil membeli sesuatu yang ingin ia beli.
Dalam perjalanannya manusia juga bisa melukai rasa bahagianya sendiri, hal tersebut terjadi ketika seseorang memiliki keinginan lebih dari yang di dapatkan, serta terdapat perasaan tidak pernah benar-benar puas akan apa pencapaiannya. Perasaan ambisi yang terlalu tinggi juga menjadi seseorang tidak bisa menikmati setiap peristiwa hidupnya.
Bahagia sendiri pun tidak pernah benar-benar bisa bertahan lama dalam diri seseorang, walaupun orang tersebut melakukan sesuatu yang membuatnya bahagia. Sebagai contoh, ketika seseorang makan makanan impiannya, perasaan pertama ia akan menikmati kenikmatan dan kesenangan yang luar biasa. Namun semakin sering ia makan makanan tersebut, maka semakin berkurang nilai kenikmatan dan kesenangan yang hadir dalam dirinya. Proses inilah yang saya sebut sebagai paradoks dari sebuah kebahagiaan. Kita di tuntut untuk bahagia, namun tidak pernah hanya bisa berasal dari satu sikap yang sudah pasti.
Di samping itu, hal yang membuat rumit dari sebuah kebahagiaan, kita di tuntut untuk hidup bahagia yakni merasa puas dengan diri namun disisi lain kita juga dituntut untuk tumbuh berkembang. Jika seperti ini, lantas apa yang sebaiknya perlu kita lakukan dalam hidup, guna menikmati hidup ini namun tidak tertinggal juga dari orang lain?
kepuasan merupakan bentuk dan bukti kebahagiaan, semakin kita meningkatkan standar kita maka semakin jauh kita dari kebahagiaan yang di impikan. Seseorang yang tidak pernah puas dalam hidup nya adalah seseorang yang terus membandingkan dirinya dengan orang lain.
Sehingga dalam dua kategori, pertama, merasa puas untuk menerima kondisi diri apa adanya, berdasarkan value yang dimiliki. Kedua, kita dituntut untuk terus berkembang, dan salah satu motivasinya adalah bagaimana merasa bahwa diri masih banyak memiliki kekurangan.
Kedua hal tersebut, harus berjalan beriringan dan dapat ditempatkan dalam situasi dan kondisinya sendiri. Sehingga diri kita mampu terus berkembang dan dalam proses perkembangannya pun kita tetap mampu merasa puas, yakni yang bersumber dari proses usaha yang kita lakukan.