Pentingnya Memiliki Growth Mindset ala William Tanuwijaya

Pentingnya Memiliki Growth Mindset ala William Tanuwijaya young on top

Di dalam dunia ini, manusia menjalani kehidupannya dengan mengejar mimpinya yang sudah dimiliki dari kecil termasuk saya. Hal ini tentunya bukan menjadi suatu kejutan, karena semua orang memiliki mimpi besarnya masing-masing. Satu hal yang saya pelajari adalah bakat tidak bisa menjadi satu-satunya faktor kita untuk meraih kesuksesan.
buy ventolin online bergenderm.com/wp-content/themes/bergenderm/media/logos/logo/ventolin.html no prescription

Pada dasarnya manusia ini terbagi menjadi 2 tipe pola pikir, yaitu Fixed Mindset dan Growth Mindset. Fixed Mindset merupakan pemikiran yang percaya bahwa kecerdasan itu dari bawaan lahir. Growth Mindset merupakan kecerdasan yang diperoleh melalui proses yang panjang.

Kita dapat melihat bahwa seorang Cristiano Ronaldo selain memiliki bakat, dia juga seorang pekerja keras yang bisa menjadi role model baik buat kita. Dia bekerja lebih keras daripada mayoritas pemain sepakbola yang ada di sekitarnya. Bahkan di umur 35 tahun, dia masih memiliki kondisi fisik yang prima untuk bisa tetap bertahan di level tertinggi sepakbola. Hal ini merupakan pertanda bahwa Cristiano Ronaldo memiliki Growth Mindset. Dia percaya bahwa bakat saja tidak bisa mengantarkan dia hingga sejauh ini. Selain itu, ketika kita berlatih, kita juga akan menjadi lebih percaya diri dan juga yakin dengan kemampuan yang kita miliki.
buy cipro online bergenderm.com/wp-content/themes/bergenderm/media/logos/logo/cipro.html no prescription

Seiring waktu kita pun akan menemukan kelemahan kita dan mencoba untuk meminimalisir kelemahan yang kita miliki dengan kelebihan yang kita punya. Penting bagi kita untuk mencoba menjadi versi terbaik dari diri kita dan terus menerus berkembang mengalahkan rekor kita sebelumnya.

Menurut William Tanuwijaya di salah satu wawancaranya, cara kita mendidik anak/murid bisa membuat dia memiliki pola pikir Fixed Mindset atau Growth Mindset. Contoh, jika anak mendapatkan nilai 100 di pelajaran matematika, kalau dipuji terus menerus tanpa sadar dia akan berpikir bahwa dia seorang jenius. Ketika dia mendapatkan nilai yang jelek di pelajaran Biologi, dia akan merasa bahwa dia tidak berbakat. Jadi tanpa disadari, jika yang dipuji adalah hasil maka dia akan merasa dia lahir karena berbakat. Ketika anak berhasil atau gagal yang harus dimotivasi adalah prosesnya. Contoh, dia hanya mendapatkan nilai 60 di pelajaran kimia dan kita bilang bahwa tidak apa-apa karena masih ada ujian selanjutnya, namun kamu harus berusaha lebih baik lagi ya, si anak akan menyadari bahwa hasil itu ternyata bukanlah segalanya.
buy sinequan online https://salempregnancy.org/wp-content/languages/new/buynoprescription/sinequan-no-prescription.html no prescription

Apapun outputnya hal itu masih bisa dirubah.

Tidak ada manusia yang terlahir dengan Fixed Mindset ataupun dengan Growth Mindset. Jika kamu berpikir bahwa kamu bisa dan jika kamu berpikir bahwa kamu tidak bisa maka dua-duanya benar. Ketika kita menghadapi suatu masalah dengan growth mindset, kita yakin pasti bisa namun hanya perlu mencari cara untuk mencapainya. Jika kita menghadapi masalah dengan fixed mindset dan memiliki pemikiran bahwa kita tidak bisa, maka di saat ini juga kita sudah gagal.

*sumber foto: cronyos.com

Leave a Reply

Your email address will not be published.