Polittalks Upaya Menjadikan Anak Muda Melek politik

turuntangan

Anak muda kini dilihat sebagai sekumpulan orang yang apatis, apolitis, bahkan lebih jauh lagi dilihat sebagai suatu kelompok pemilih saja. Anak muda dianggap sebagai sebuah ‘aset’, yakni diperlakukan sebatas subyek, dimana suaranya diperlukan saat kontestasi pemilihan umum saja. Padahal, berbagai studi menunjukkan bahwa kaum muda memiliki kapasitas dalam membangun dan memimpin gerakan. Anak muda memiliki kemampuan untuk berdampak dan melakukan hal-hal yang jauh lebih besar lagi. Berangkat dari hal tersebut, sebagai sebuah gerakan, TurunTangan merespon kondisi ini dengan menunaikan edukasi politik.

TurunTangan meyakini bahwa tingkat demokrasi dan kualitas kehidupan politik besar dipengaruhi oleh orang-orang yang ada di dalam ruang-ruang tersebut. TurunTangan melihat bahwa menurunnya tingkat demokrasi dan kualitas kehidupan politik tidak hanya disebabkan oleh banyaknya orang bermasalah, namun juga banyak orang-orang baik yang memilih untuk diam dan tidak berperan. Gerakan TurunTangan senantiasa bergerak untuk mengajak orang-orang baik untuk tidak memilih diam dan harus terlibat aktif untuk membenahi kualitas demokrasi dan politik di Indonesia.

Pada hari Sabtu, 18 Juni 2022 TurunTangan telah melaksanakan kegiatan diskusi polittalks. sebagai wujud menunaikan edukasi politik. Pada kegiatan diskusi tersebut, TurunTangan menghadirkan diskursus “Milenial dalam Politik: Tren, Tantangan dan Politik Gagasan”. Program polittalks. merupakan sebuah respons dari TurunTangan dalam melihat anak muda yang dilihat sebagai suatu kelompok pemilih saja dan sebuah ikhtiar gerakan pendidikan politik TurunTangan untuk menghadirkan ruang dialektika dan diskursus yang konstruktif dan kontekstual. Dalam polittalks. yang pertama, dihadir oleh Hikari Ersada Program Director dari Public Virtue Institute sebagai narasumber dan Andi Muhammad Sekretaris Jenderal Himpunan Mahasiswa Politik Indonesia 2021/2022 sebagai moderator.

Kegiatan diskusi dimulai dengan monolog Hikari Ersada yang menunjukkan bahwa tren dan tantangan anak muda berkutat dalam kebebasan berpendapat, kemerosotan kebebasan sipil dan perluasan alat-alat otoriter dalam menekan oposisi dan membatasi kritik. “Anak muda harus memiliki rasa optimis dalam ruang demokrasi dan politik. Meskipun, dapat kita pahami bahwa kini terdapat regresi demokrasi dari atas. Indonesia konsisten dengan pola illiberal yang hari ini menjadi tren di politik global.” ujar Hikari Ersada. Pandangan optimisme bagi anak muda dalam ruang demokrasi dan politik, sejalan dengan keyakinan TurunTangan, bahwa anak muda harus mengembalikan (lagi) makna politik yang penuh gagasan. Reformasi yang juga menghendaki adanya keterlibatan dan partisipasi masyarakat lebih jauh, juga harus selalu ditunaikan. Upaya-upaya demokratisasi juga harus selalu ditunaikan oleh anak muda.

 

Young On Top