Sering Melamun? Hati-hati Gejala Maladaptive Daydreaming!

Maladaptive Daydreaming adalah

Menurut ahli, orang yang suka menciptakan dunia sendiri di kepalanya mengalami kondisi bernama maladaptive daydreaming. Dilansir dari Halodoc, maladaptive daydreaming adalah kebiasaan saat seseorang lebih banyak menghabiskan banyak waktu untuk melamun dan sering tenggelam dalam imajinasinya.

Meski pada umumnya orang memang suka berkhayal, namun pada mereka yang maladaptive daydreaming kebiasaan ini mengganggu kualitas hidupnya.

 

Tanda-tanda Maladaptive Daydreaming

Nah, ada beberapa tanda yang membedakan seseorang melamun biasa atau mengalami maladaptive daydreaming, yaitu:

1. Suka Melamun Secara Intens dan Detail

Salah satu tanda kalau kamu mengalami gejala maladaptive daydreaming adalah kamu sering melamun secara intens. Gak cuma itu, isi lamunanmu juga biasanya sangat jelas dan detail. Artinya ada sebuah cerita yang kamu pikirkan lengkap dengan karakter, latar, dan plot.

 

2. Isi Lamunan Dipicu Peristiwa Nyata

Biasanya orang yang mengalami maladaptive daydreaming dipicu oleh peristiwa di kehidupan nyatanya. Misalnya dari topik pembicaraan yang baru aja kamu omongin di siang hari, rangsangan sensorik seperti suara atau bau, atau bisa juga pengalaman fisik. Itu bikin kamu jadi terus kepikiran dan dibawa ke fantasimu.

 

3. Berlangsung Lama

Hal yang bikin mengkhayalmu udah gak wajar adalah berlangsung lama. Berapa lama? Bisa dimulai dari beberapa menit sampai hitungan jam. 

 

4. Membuat Ekspresi Saat sedang Melamun

Orang yang sedang bengong atau melamun biasanya kan ekspresinya datar, kosong, tapi orang yang mengalami maladaptive daydreaming bisa membuat ekspresi yang gak dia sadari. Selain itu, bisa juga melakukan gerakan tubuh yang berulang, atau disertai dengan berbicara atau berbisik.

 

5. Keinginan yang Kuat untuk Terus Melamun

Orang yang mengalami gejala maladaptive daydreaming bakal punya keinginan kuat buat terus-terusan melamun. Setelah melamun dalam waktu yang lama, bisa jadi ada perasaan bersalah karena mengabaikan kewajiban dan tanggung jawabnya di dunia nyata.

 

6. Susah Fokus dan Susah Tidur

Kebanyakan mengkhayal bikin kita susah fokus dalam menyelesaikan tugas sehari-hari. Kalau orang pada umumnya di zaman serba teknologi ini terdistraksi sama handphone pas mau ngerjain tugas, orang yang mengalami gejala maladaptive daydreaming sangat mungkin terdistraksi keinginannya buat terus melamun. Hal ini yang bikin dia jadi susah buat fokus.

Selain itu, karena terus berfantasi, bisa jadi mereka sulit buat tidur dan berakhir susah buat berkonsentrasi di kehidupan nyata.

 

Baca Juga:

 

Cara Penanganan Maladaptive Dadreaming

Mengenai cara penanganannya, biasanya dilakukan lewat terapi kesehatan mental (psikoterapi). Terapi perilaku kognitif (CBT) adalah salah satu jenis terapi yang paling umum untuk kondisi seperti OCD, kecemasan, depresi, dan gangguan disosiatif. 

Pendekatan CBT juga dapat membantu orang dengan gangguan ini memahami mengapa mereka melakukannya dan apa yang dapat mereka lakukan untuk mengelolanya. Bentuk lain dari terapi kesehatan mental lainnya mungkin juga dapat membantu proses penyembuhan. 

Perlu diketahui bahwa banyak orang yang mengalami kondisi ini juga memiliki kondisi seperti ADHD. Mengobati kondisi yang memicu maladaptive daydreaming dapat membantu penanganan gangguan kesehatan ini lebih lanjut. Namun, setiap pengidap bisa jadi membutuhkan penanganan yang berbeda, tergantung riwayat kesehatan, kondisi, dan keadaan yang dialami.

 

Butuh Inspirasi?

Jika kamu ingin mendapatkan informasi dan motivasi lainnya, bisa kunjungi konten tentang self development, tips karir, dan masih banyak lagi hanya di Youtube Young On Top di bawah ini.