Si Paling Pantang Menyerah: Belajar Bisnis dari Flip

Setiap datang ke seminar belajar bisnis atau motivasi, pemateri biasanya berpesan pada kita supaya tidak cepat menyerah and that’s so true!

Kalau denger kisah perjalanan Flip dari 2016 sampai hari ini, kita bakal paham kenapa pantang menyerah itu bisa jadi kunci kesuksesan bisnis. Kalau kata orang-orang sih, failure is the mother of success. Kalau kita gagal dan menyerah, kesuksesan akan semakin jauh dari kita.

 

Belajar bisnis dari Flip, kenalan dulu

Sering transfer ke bank yang berbeda atau top-up e-wallet dan dapat biaya admin? Biasanya biaya ini ada di rentang Rp. 1000 sampai Rp 6.500. Nah, Si Biaya ini kalau dikumpulin bisa jadi banyak dan kita seringkali nggak merasa.

Bayangkan kalau kamu transaksi 10 kali dalam satu bulan. Coba kalikan Rp. 6500 x 10 = Rp. 65.000. Baru terasa kan kalau biaya yang kamu keluarkan untuk administrasi ini banyak banget.

Is everything over?

Oh tentu saja tidak, Bestie. Ada aplikasi Flip yang memfasilitasi kita buat transfer tanpa biaya admin. Kabar baiknya, Flip sudah terdaftar dan diawasi oleh BI.

Produk mereka diantaranya adalah transfer beda bank tanpa biaya, top up e-wallet, kirim uang ke luar negeri, beli produk digital, dan Flip khusus untuk company.

Sampai hari ini sudah ada 7 juta lebih user yang berhemat berkat menggunakan aplikasi dengan ciri khas warna orange ini.

 

Belajar bisnis dari Flip

BTS: Behind the Success

Aplikasi ini lahir pada tahun 2016 berkat tangan Rafi Putra Arriyan, Luqman Sungkar, dan Ginanjar Ibnu Solikhin. Tiga bestie di masa kuliah ini memulai Flip dari Google Form dan melakukan transaksi sampai pengecekan secara manual. Kalau kita lihat, progress Flip ini keren banget ya!

Nah kita bisa merasakan fitur yang lengkap dan mudah seperti sekarang ini berkat kegigihan Rafi CS.

Permintaan transaksi lewat Google Form ini lama-kelamaan bertambah sampai 2.000 transaksi per hari. Alhasil, tim Flip kala itu jadi kewalahan, tapi mereka nggak ingin bisnis rintisan mereka ini crumbling begitu saja.

 

Disuruh Bank Indonesia buat tutup layanan

Waduh… kalau istilah anak zaman sekarang sih, “kena mental” gitu kali ya. Bayangkan saja menjalankan bisnis lalu tiba-tiba diminta untuk tutup oleh Bank Indonesia. Rupanya tim Flip kala itu belum tahu kalau bisnis keuangan semacam Flip perlu mengurus izin yang dinamakan remittance.

Kerennya kala itu transaksi Flip sudah mencapai angka miliaran. Karenanya, pada bulan Juni 2016, Bank Indonesia memanggil tim Flip dan meminta mereka untuk menutup layanan sementara sembari menunggu izin keluar.

Apakah mereka berhenti?

Nggak! Flip tetep lanjut dan gas terus untuk mengurus perizinan.

Untungnya di tahun tersebut ada perusahaan lain yang tengah mencuat seperti Gojek, Tokopedia dan Bukalapak. Dampak positifnya buat Flip adalah, Bank Indonesia menilai kalau Flip ini berpotensi jadi dari pihak Bank tidak ingin lepas tangan.

BI mengutus seseorang untuk berperan sebagai mentor untuk tim Flip selama mengurus perizinan bisnis. Setelah 10 minggu, Rafi dkk pun dapat izin operasi untuk Flip dimana durasi ini cukup cepat dibandingkan biasanya yang butuh setidaknya satu tahun.

Yeay akhirnya!

 

Apakah masalahnya sudah selesai?

Bukan bisnis namanya kalau nggak dipenuhi tantangan, tapi sekali lagi kita perlu ingat buat pantang menyerah. Setelah layanan ditutup, Flip perlu melakukan verifikasi user atau istilahnya KYC (Know Your Customer) terlebih dahulu dan di sinilah letak kesulitannya.

BI saat itu nggak mengizinkan verifikasi user pakai video call atau mengunggah foto KTP seperti yang familiar kita lakukan hari ini.

Singkat cerita tim Flip akhirnya mengarahkan user untuk verifikasi di Alfamart dan di tempat publik. Cara ini dilakukan setelah user diberitahu via email dan dimasukkan ke dalam grup chat.

Untungnya sekarang kita tidak perlu ribet datang lagi dan cukup verifikasi dengan cara selfie.

 

Sempat tertahan setahun

Nah, alasan kenapa YOT ingin highlight tentang value pantang menyerah karena ini nih. Jadi tahun 2018 sampai 2019, Flip harus melakukan project freeze sembari memperbaiki aplikasi mereka supaya bisa melayani user dengan maksimal.

Awalnya tim Flip takut banget kalau keputusan mereka ini bukan pilihan yang tepat. Kekhawatiran bakal buang waktu, development yang lambat, dan berbagai spekulasi lainnya mewarnai satu tahun tersebut.

Tapi… satu tahun upaya perbaikan tersebut membuahkan hasil dan lahirlah Flip yang lebih stabil dan kece seperti yang kita bisa pakai hari ini dan berusaha jadi layanan finansial yang fair dan mudah diakses siapa saja.

 

Flip mendunia

Hasil kerja keras dan sikap pantang menyerah itu membuahkan hasil lho. Hari ini Flip sudah bisa melakukan pengiriman uang ke luar negeri melalui produk Flip Globe.

That’s it YOTers! Belajar bisnis dan mengelola usaha memang asam manis atau bahkan pahit, tapi kalau kita mau berusaha dan belajar dari kesalahan, kita pasti bisa jadi lebih baik. Semangat belajar bisnis dan me-manage bisnis kamu ya!

 

Rekomendasi buat Kamu:

 

Referensi:

Situs Resmi Flip

Podcast “Ngobrolin Startup & Teknologi”