Siaga Resesi Ekonomi 2023, Aku Harus Ngapain?

Resesi ekonomi di tahun 2023 mengisi headline berita belakangan ini. Bukan hanya Indonesia saja yang terdampak, namun seluruh dunia.

Apa yang dimaksud dengan resesi ini dan apa sih yang bisa kita lakukan untuk menghadapinya?

 

Resesi, Tahun Gelap, You Name It

“Tahun depan akan gelap. Ini bukan Indonesia, ini dunia, hati-hati”

-Presiden Joko Widodo dalam Silaturahmi Nasional Persatuan Purnawirawan TNI AD

Tahun 2023 disebut bakal gelap karena aktivitas ekonomi mengalami penurunan signifikan. Resesi bisa terjadi selama berbulan-bulan atau bahkan tahunan. Ketika terjadi resesi, dampak yang timbul diantaranya penurunan Pendapatan Domestik Bruto (PDB) atau GDP, peningkatan pengangguran, juga penjualan yang mengalami penurunan.

Kok Gelap?

Ya gimana nggak gelap, ketika ekonomi mengalami kelesuan, mau tidak mau perusahaan berusaha untuk memangkas pengeluaran dan salah satu yang bisa dilakukan adalah melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK).

Kalau pengangguran meningkat, banyak masyarakat jadi kekurangan penghasilan. Imbasnya daya beli menurun, pokoknya semua serba turun kecuali harga barang di pasaran, so sad :(.

 

Penyebab Resesi

Menyusul kenaikan suku bunga bank akibat inflasi, World Bank memperkirakan kalau resesi global akan terjadi pada tahun 2023.

Nah, konon penyebab dari penurunan ekonomi dunia ini disebabkan oleh beberapa hal, diantaranya dampak berkepanjangan dari pandemi Covid-19 serta perang antara Rusia – Ukraina yang menyebabkan kenaikan harga pangan dan energi.

Sedih banget ya padahal pangan dan energi adalah kebutuhan yang esensial untuk keberlangsungan hidup kita sehari-hari. Parahnya, dampak ini tidak hanya terpusat di negara tertentu tapi berlaku secara global. Semua sama-sama susahnya nih.

Btw, selain penyebab spesifik di atas, resesi juga bisa disebabkan oleh:

  1. Guncangan ekonomi (economic shock) yang tiba-tiba

Shocking moment ini misalnya pandemi Covid-19 yang menghambat perekonomian global.

  1. Hutang yang berlebihan

Situasi ini terjadi ketika orang-orang atau bisnis hutang terlalu banyak sampai nggak bisa bayar dan akhirnya bangkrut semua.

  1. Gelembung aset

Orang-orang ramai melakukan investasi tapi didasari oleh emosi, ambisi, dan jadi terlalu optimis karena pada saat itu situasi ekonomi lagi bagus.

Tapi… di balik kesenangan itu terjadi gelembung-gelembung pasar saham dan real estate. Seiring waktu gelembung ini bisa meletus, menyebabkan panic selling, dan berujung pada kehancuran pasar dan resesi.

  1. Inflasi dan deflasi

  2. Perubahan teknologi

 

Apa Langkah Kita?

Resesi ekonomi ini nggak hanya berdampak terhadap pelaku bisnis, perusahaan besar, atau pemerintah saja lho, kita juga terdampak. Karenanya, kita harus melakukan persiapan nih YOTers.

Beberapa langkah yang bisa kita lakukan bisa disimak di bawah ini:

 

  1. Persiapan menghadapi PHK

Duh, tentu kita tidak ingin jadi korban PHK. Tapi, di tengah guncangan ekonomi hal yang tidak menyenangkan ini bisa terjadi tiba-tiba.

Demi menyiapkan hati dan mental, tidak ada salahnya untuk bersiap dengan cara memperbaiki resume, menjalin relasi—misalnya dengan memperbarui profil di job portal dan menjalin koneksi baru, dan juga mencari kesempatan-kesempatan di tempat lain.

 

  1. Belajar skill baru

Penguasaan kita terhadap skill yang beragam bakal membantu kita untuk menghadapi resesi. Misalnya kita mencoba untuk career switch karena dipaksa keadaan, kita akan terbantu dengan beragam skill yang dimiliki.

Contohnya ada seorang karyawan kantoran yang terpaksa diberhentikan. Rupanya dia punya skill memasak dan memutuskan untuk membuka usaha makanan untuk keep survive di tengah ketidakpastian.

 

  1. Menyiapkan dana darurat

Mau resesi ekonomi ataupun tidak, punya dana darurat adalah kewajiban. Istilahnya sih sedia payung sebelum hujan ya.

 

  1. Hemat

Pepatah berkata hemat pangkal kaya sudah cukup menjelaskan mengapa kita perlu menghemat pengeluaran di tengah krisis.

Hemat beda dengan pelit lho ya, karena dengan berhemat kita tahu mana pengeluaran yang benar-benar penting dan harus didahulukan dibanding lainnya.

 

  1. Mencari penghasilan tambahan

Langkah kelima yang bisa kita lakukan untuk menghadapi badai resesi ini adalah mencari penghasilan tambahan.

Mengingat perusahaan bisa saja memotong bonus akibat resesi, kita butuh penghasilan dari sumber lain. Coba eksplor side hustle yang bisa dikerjakan sesuai dengan skill atau passion masing-masing. Kalau kamu jago mata pelajaran tertentu, kamu bisa jadi guru les privat saat weekend atau sepulang dari kantor, dan sebagainya.

YOTers, kita semua rawan terdampak resesi ekonomi global, karena itu kita tidak boleh ketinggalan berita terkini dan siap siaga. Dengan bersiap sejak awal, kita pasti bisa survive!

 

Baca Ini Juga Yuk:

 

Referensi:

BBC – What is a recession and how could it affect me? 

Forbes – How To Survive A Recession (Without Burning Through Savings And Selling Off Investments) 

Forbes Advisor – What is a recession? 

World Bank – Risk of Global Recession in 2023 Rises Amid Simultaneous Rate Hikes