Sulit Berkarya Karena Toxic Masculinity

Sulit Berkarya Karena Toxic Masculinity

“Kamu kan cowok masa kerja jadi chef!”. Kalau kamu masih sering dapat perlakuan kayak gini, artinya kamu termasuk dalam korban toxic masculinity loh YOTers. Yuk baca penjelasan di bawah ini supaya kamu tahu apa itu toxic masculinity dan gimana dampaknya terhadap kehidupan sosial!

Toxic masculinity adalah sebuah budaya yang mengakar dalam masyarakat yang mengharuskan laki-laki harus berperilaku dan bersikap yang sesuai dengan nilai-nilai kemaskulinan seperti kekuatan, ketegasan, keberanian, dan bahkan dalam memilih warna kesukaan pun tetap diatur dan dibatasi oleh masyarakat.

Baca Juga:

Toxic Femininity Menghalangi Perempuan untuk Maju

Gender Equality, Penting Gak Sih?

Perempuan Juga Punya Masa Depan

Toxic Friendship: Hadapi atau Jauhi?

Keren! Ini Dia Gamers Cewek Jagoan Indonesia!

Banyak juga orang yang beranggapan bahwa laki-laki gak boleh meminta atau mendapat bantuan, tampak tabah dan selalu tampil kuat. Jadi seringkali kita melihat laki-laki hanya mampu memiliki dua emosi yaitu netral atau marah.  Melansir dari Life Connections, satu-satunya emosi yang diwajarkan untuk laki-laki adalah kemarahan. Jadi laki-laki gak boleh menunjukkan emosi lainnya.

Padahal setiap orang memiliki kebebasan untuk mengekspresikan diri dan emosinya, yang terpenting adalah gak merugikan orang lain. Stereotip yang dibentuk oleh masyarakat tentang batasan ekspresi pada laki-laki ini ternyata berdampak negatif pada kehidupan banyak orang terlebih pada laki-laki. Apa aja sih dampak negatifnya?

  1. Mereka akan merasa kesepian dan terisolasi karena mereka gak bisa berbagi pengalaman atau perasaan mereka pada orang lain.
  1. Kesulitan untuk berkarya karena memiliki banyak batasan yang dibentuk oleh masyarakat. Misalnya, seorang composer yang ingin menulis lagu dengan gaya yang sedih menjadi terhalang karena ada opini orang lain yang bilang kalau laki-laki itu lebih keren jika menulis lagu yang manly. Atau seorang laki-laki yang sangat suka merancang busana, tapi gak bisa mewujudkan mimpinya karena terhalang oleh stereotip yang dibentuk oleh masyarakat bahwa hal ini adalah pekerjaan perempuan, dan masih banyak lagi profesi atau kegiatan yang seolah-olah gak boleh dilakukan oleh laki-laki.
  1. Kasus bunuh diri pada laki-laki lebih tinggi dibanding pada perempuan.
    buy kamagra effervescent online gilbertroaddental.com/wp-content/themes/twentyseventeen/inc/en/kamagra-effervescent.html no prescription

    Kejadian ini juga bisa dikarenakan mereka gak bisa mencari atau menerima bantuan ATAU bahkan berbagi rasa sedih dengan orang lain.
  1. Menurut penelitian, laki-laki menjadi sering terlibat dalam kekerasan dalam rumah tangga karena mereka hanya dapat menunjukkan kemarahannya.
    buy doxycycline online www.californiaretina.com/wp-content/themes/twentytwentythree/parts/html/doxycycline.html no prescription

Itu dia YOTers penjelasan tentang toxic masculinity dan dampak negatifnya! Pasti akan membutuhkan waktu yang lama untuk menghilangkan budaya toxic masculinity ini dari masyarakat. Ingat ya, semua orang punya hak kok untuk menceritakan dan mengekspresikan dirinya apa adanya!

Ingin mendapatkan konten-konten inspiratif bagi anak muda seputar karir, bisnis, dan dunia pendidikan?
buy valtrex online www.californiaretina.com/wp-content/themes/twentytwentythree/parts/html/valtrex.html no prescription

Yuk kunjungi 
YouTube Young On Top. Atau tonton video di bawah ini!