Tajahan, Kepercayaan Dayak Ngaju Giring Perilaku Konservasi Hutan

Ketika disebut Suku Dayak, apa yang terlintas di pikiran Anda? Asal asli suku? Warisan budayanya kah? Atau… tidak ada apapun yang terlintas? Yuk, simak artikel berikut!

Suku Dayak Ngaju merupakan salah satu suku pendahulu yang menduduki dan memang mayoritasnya mendiami wilayah Kalimantan Tengah.
buy antabuse online annalsofhealthresearch.com/classes/core/php/antabuse.html no prescription

Salah satunya ada di Desa Garung, Jabiren Raya, Pulau Pisang, Kalimantan Tengah. Nah, sekarang, kita akan bahas mengenai salah satu warisan budaya tak benda milik Suku Dayak Ngaju, yaitu Tajahan, salah satu kepercayaan yang mampu menunjukkan kemajuan berpikir nenek moyang jauh sebelum adanya pemikiran pelestarian hutan modern.

• Hutan Indonesia
Indonesia menyandang gelar “paru-paru dunia” dengan menduduki urutan ketiga negara yang memiliki hutan tropis terluas di dunia, setelah Brazil dan Republik Demokrasi Kongo. Sebagai penyumbang oksigen untuk memenuhi kebutuhan utama hidup manusia, yaitu respirasi, hutan justru akan menemui titik akhirnya akibat eksploitasi besar-besaran demi keserakahan manusia.
Alih-alih menjadi “paru-paru dunia”, Indonesia justru menjadi salah satu penyumbang polusi udara terbesar di Asia Tenggara, bahkan sempat “berkesempatan” menjadi penyumbang polusi terbesar ketiga di dunia akibat kebakaran hutan di tahun 2015.
Deforestasi liar dan kegiatan eksploitasi hutan lain tiap tahunnya mengikis jumlah luas hutan dengan pasti. Dilansir dari FWI, Kalimantan, sebagai pulau dengan hutan terluas kedua setelah Papua, dalam kurun waktu kurang dari 20 tahun, telah habis 8.399.959 ha dan rasionya dengan daratan sudah berada di bawah 50 persen.
buy clomiphene online annalsofhealthresearch.com/classes/core/php/clomiphene.html no prescription

Kemudian, pada periode 2000-2009, laju deforestasi terbesar terjadi di Kalimantan, yaitu 550.586,39 ha/tahun dari 1,51 juta ha/tahun, pulau tempat Suku Dayak Ngaju berada.

• Tajahan
Mengajarkan untuk hidup berdampingan dengan alam, Suku Dayak Ngaju, terutama yang beragama Kaharingan  memiliki kepercayaan Tajahan. Suatu kepercayaan untuk mengeramatkan kawasan hutan rimba yang masih lebat dan terkesan angker dengan membangun rumah-rumah kecil berisi patung-patung kecil sebagai replica dari anggota keluarga yang sudah meninggal. Di sana menjadi tempat menyimpan sesajen bagi roh-roh halus yang bersemayam di tempat itu dan ada larangan untuk manusia melakukan berbagai aktifitas, seperti menebang pohon, mengambil hasil hutan,
Terlepas dari sebuah kepercayaan, esensi tajahan menggiring perilaku manusia untuk menjaga alam dan menahan nafsu keserakahan. Pelestarian hutan ini diajarkan secara turun – temurun.

Jadi, bagaimana menurut kalian?
buy vibramycin online myhst.com/wp-content/themes/twentytwentytwo/inc/patterns/en/vibramycin.html no prescription

Kemajuan berpikir nenek moyang di masa lampau terapilkasi ke dalam kegiatan adat Tajahan, sekaligus menunjukkan kepeduliannya terhadap hutan. Hal ini mampu menjaga peradaban manusia dengan terus menjaga sumber oksigen untuk manusia bisa bernafas dan melanjutkan hidupnya.

Sumber

http://www.jpickalimantan.org/berita-kearifan-lokal-suku-dayak-terhadap-alam-tajahan.html https://www.merdeka.com/dunia/pbb-indonesia-salah-satu-penyumbang-polusi-udara-terbesar-di-asia-tenggara.html
https://www.cnnindonesia.com/internasional/20151019115101-106-85766/indonesia-akan-jadi-penyumbang-polusi-terbesar-ketiga-dunia
https://www.neliti.com/id/publications/89755/konservasi-kawasan-hutan-di-lamandau-dengan-konsep-bioremiadiasi-dan-adat-dayak
http://fwi.or.id/wp-content/uploads/2019/10/FS_Deforestasi_FWI_small.pdf
http://fwi.or.id/wp-content/uploads/2013/02/PHKI_2000-2009_FWI_low-res.pdf

Leave a Reply

Your email address will not be published.