Teknologi Nambah Jumlah Pengangguran?

#UNLOCKwithBillyBoen

Tahun 2018, istilah “Industrial 4.0” hyped banget karena Presiden Jokowi kemana-mana selalu sebut kata itu. Pesannya selalu: Indonesia harus siap. Dan ini akhirnya menjadi salah satu fokus kerja kabinetnya di periode kedua saat ini, yaitu meningkatkan kualitas SDM.

Saat itu, (karena periode kampanye), yg lebih diributkan bukan soal teknologi mengancam pekerja Indonesia, tapi lebih kepada tenaga kerja asing yang akan merebut pekerjaan yang ada di Indonesia. Saya cuma bisa ketawa dalam hati.

Kalau ngga salah, di tahun 2015, saya pernah diinterview sama MetroTv, “Apa tanggapan mas Billy soal cashless society?” (cashless society: masyarakat mulai menggunakan e-money, bukan uang kertas dan koin lagi). Jawaban saya saat itu: “Masih lama banget lah. Masyarakat kelas atas yang sudah dan mulai lebih banyak menggunakan cashless. Kalau masyarakat kelas bawah, termasuk transaksi di pasar, masih akan gunakan uang kertas dan koin.”

Tau ngga, kalau di Cina sekarang sudah gila-gilaan cashless-nya? Ketika saya ke Hangzhou September 2019 lalu (diundang secara VIP oleh Alibaba), saya nyaksiin bener di pasarpun mereka sudah cashless. Semua pake mobile applications untuk scan dan bayar. Dan di Indonesia pun saat ini, kita yang punya mobile app Starbucks, GoPay, OVO, Gojek, Tokopedia, Bukalapak… sudah cashless.

Jadi, apakah benar teknologi meningkatkan jumlah pengangguran? Menurut saya, untuk jangka pendek, IYA. Tapi untuk jangka panjang, TIDAK.

Yang paling keliatan untuk masyarakat: penjaga tol sekarang yang tadinya ada di semua gardu masuk tol, sekarang sudah digantikan dengan pembayaran pakai e-money. Dan yang sekarang mulai marak di mall-mall, pembayaran parkir pun sudah pake e-money. Kemana para penjaga parkir? Nganggur dong? Bisa jadi.

Tapi, untuk jangka panjang, teknologi juga akan bikin pekerjaan baru. Apa aja, saya ngga tau. Tapi saya bisa kasih contoh dari yang sudah terjadi di dunia kerja karena perkembangan teknologi 15 tahun terakhir. Sekitar tahun 2005, BELUM ADA perusahaan digital agency, dan perusahaan belum ada yang yang mempekerjakan karyawan dengan posisi digital marketing associate, digital marketing manager, sosial media manager, dst. Saat ini, hampir semua perusahaan sudah punya tim khusus yang handle sosmed mereka, atau paling tidak outsource ke perusahaan-perusahaan digital marketing agency.

Ini contoh real bahwa teknologi dalam jangka panjang akan terus membuat pekerjaan-pekerjaan baru yang sebelumnya ngga ada di muka bumi. Pada dasarnya, teknologi akan menambah produktifitas manusia. Kalau dulu 1 orang hanya bisa mengoperasikan 1 mesin, kedepannya, 1 manusia bisa tinggal pencet tombol dan mengoperasikan 100 mesin pada saat yang bersamaan (produktifitas akan naik 100x lipat).

Jadi generasi muda Indonesia harus gimana? Tingkatin skill. Pekerjaan-pekerjaan yang tidak akan pernah tergantikan oleh robot sekian puluh tahun kedepan: pekerjaan yang menggabungkan kecerdasaan otak DAN empathy. Jabatan CEO akan selalu ada, ngga akan pernah tergantikan (contoh). Sementara posisi-posisi yang akan hilang dalam waktu yang relatif cepat, antara lain: kasir supermarket, kasir dan penjaga resto fast food.

Terus tingkatin wawasan dan selalu belajar untuk akuisisi skill baru supaya kita akan terus relevan dengan dunia yang terus bergerak maju karena perkembangan teknologi.

See You ON TOP!
Billy Boen

Twitter: @billyboen | IG & FB: @billyboenYOT | LinkedIn: Billy Boen

Leave a Reply

Your email address will not be published.