Tips Mengatasi Planning Fallacy: Saat Realita Tak Sesuai Ekspektasi

YOTers, pernah mendengar kata planning fallacy? Atau pernah merasa sering salah dalam memperkirakan selesainya sebuah tugas? Jika pernah, maka fenomena itu dinamakan planning fallacy. Planning fallacy adalah kecenderungan seseorang untuk meremehkan jumlah waktu yang dibutuhkan dalam menyelesaikan suatu pekerjaan di masa depan.

Konsep ini pertama kali diperkenalkan oleh psikolog dan ahli ekonomi, Daniel Kahneman dan rekannya, Amos Tversky, pada tahun 1977. Kahneman dan Tversky terkejut saat mengetahui bahwa rekan kerja mereka sering meremehkan jangka waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan sebuah proyek. Bahkan  rekan kerja itu sempat berulang kali gagal memenuhi deadline pada proyek serupa.

Planning fallacy ini termasuk kebiasaan yang cukup persisten atau terjadi berulang-ulang. Menurut sebuah penelitian, ini disebabkan oleh kebiasaan kita untuk nggak belajar dari kesalahan di masa lalu. Meski sadar prediksi kita bisa salah, sikap yang over optimistic sering kali membuat kita kekeh kalo ini bisa jadi kenyataan.

Planning fallacy adalah sesuatu yang buruk, karena dapat memunculkan berbagai macam masalah. Salah satu planning fallacy yang paling terkenal adalah pembuatan Opera House di Australia. Bangunan ikonik tersebut awalnya direncanakan selesai dalam 4 tahun dan membutuhkan dana sekitar AUS $7 juta. Namun, pada akhirnya membutuhkan waktu 14 tahun dan dana sebesar AUS $102 juta untuk selesai.

Lalu bagaimana cara mengatasi planning fallacy?

  1. Penentuan deadline yang realitis

Dalam menentukan perkiraan waktu kita bisa menggunakan cara “berkaca pada tugas masa lalu”. Profesor Grushka-Cockayne dari Darden School of Business, University of Virginia, mengatakan bahwa menjadikan tugas atau project serupa di masa lalu bisa membantu dalam mengatasi planning fallacy. Hal ini kamu jadikan sebagai data untuk merencanakan tugas atau project yang akan kamu kerjakan. Namun, ini adalah data internal, yang berasal dari diri kamu sendiri. Kamu perlu untuk mengambil persepsi lain guna mendapatkan data eksternal.

  1. Bagi tugas besar menjadi tugas kecil

Memecah satu proyek besar menjadi tugas-tugas kecil. Kemudian, perkirakan berapa waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan masing-masing tugas.
buy lipitor online www.tvaxbiomedical.com/scripts/new/lipitor.html no prescription

 Dengan begitu, prediksi waktumu akan semakin realistis.

  1. Percaya akan Murphy’s Law

Hukum milik aerospace engineer Amerika Serikat bernama Edward Aloysius Murphy Jr. berbunyi.” If anything can go wrong, it will. Sesuatu yang bisa salah, maka akan salah. Hukum ini, dapat membantu kita untuk mengharapkan sesuatu yang tidak terduga.

Murphy’s law akan membuat orang berpikir secara pesimis. Ini akan menyeimbangkan kecenderungan optimistik seseorang.
buy lasix online www.tvaxbiomedical.com/scripts/new/lasix.html no prescription

Maka, kamu bisa menghindari planning fallacy dengan ini.

Baca artikel lain di sini:

Tonton video inspiratif di sini:

Kamu ingin dapat motivasi dan inspirasi? Yuk tonton konten tentang self-development, tips karir, dan masih banyak lagi di YouTube Young On Top atau klik video di bawah ini!