Toxic Productivity : Pahami Batas dalam Bekerja

Toxic productivity adalah obsesi atau kecanduan untuk menjadi produktif.

Pekerja dalam kondisi toxic productivity ingin untuk terus produktif dengan melakukan cara apapun, meski pekerjaan yang diberikan telah selesai. Hal ini dikarenakan pemikiran bahwa value seseorang dinilai dari seberapa besar productivity yang dimiliki.

YOTers penasaran nggak, mengapa produktif yang sebenarnya positif bisa berubah toxic?

Productivity bisa menjadi toxic akibat anggapan bahwa menjadi sibuk adalah tanda orang keren, pasti sukses dan mendapat lebih banyak penghasilan. Padahal dalam bekerja ada batas yang harus diperhatikan dan dipatuhi.

Batas bisa berupa kemampuan maksimal tubuh dalam bekerja dengan baik. Semakin lama bekerja energi akan terkuras. Oleh karena itu sangat tidak disarankan untuk bersikap “gila kerja”.

Bukannya menambah hasil pekerjaan, mengabaikan jam istirahat bisa berdampak buruk pada kesehatan fisik maupun mental. Selain itu memaksakan diri untuk terus bekerja juga dapat mengacaukan fokus.

 

Tanda toxic productivity

  1. Memiliki manajemen waktu yang buruk

Seseorang dengan toxic productivity memberikan sedikit waktu untuk istirahat. Mereka merasa istirahat kurang penting karena dapat mengurangi waktu bekerja. Toxic productivity juga menganggap istirahat adalah bentuk menyia-nyiakan waktu. Bahkan bisa jadi ada perasaan bersalah ketika mengambil istirahat sejenak.

Manajemen waktu yang buruk juga ditandai kesulitan melakukan aktivitas sehari-hari, seperti lupa makan atau merawat diri. Padahal memenuhi kebutuhan mendasar ini dapat membantu meningkatkan productivity. Ketika seseorang sehat, pikiran akan lebih fokus untuk diajak bekerja

  1. Hubungan sosial yang terganggu

Seseorang yang sangat susah diajak bertemu dengan dalih pekerjaan bisa jadi tanda produktivitas yang toksik. Ia menganggap hangout tidak penting dan memilih untuk terus bekerja. Padahal bertemu teman bisa menjadi sarana penyegaran untuk otak.

 

Bekerja terus? Kasihan pikiran dan fisik yang dipaksa.

Produktivitas yang toxic memicu rasa kecewa berlebihan ketika realita tidak sesuai ekspektasi. Anggaplah seseorang sudah bekerja keras sampai begadang dan mengorbankan banyak hal, namun hasilnya kurang memuaskan. Akhirnya ia tidak menghargai usaha yang sudah dikeluarkan.

Productivity yang sehat menyadarkan bahwa manusia memiliki batas. Bekerjalah secara efektif, satu pekerjaan satu waktu, bukan menumpuk pekerjaan.

Memahami soal bahaya toxic productivity akan membantu mengetahui batas dalam bekerja. Lakukan tanggung jawab dengan baik tanpa harus merugikan diri sendiri. Sayangi diri sendiri dengan memberikan waktu istirahat yang layak.

 

Jangan lewatkan event terbesar Young On Top yakni YOTNC2022! Tahun ini YOTNC bakal diadakan secara offline di Jakarta dengan narasumber yang keren-keren. YOTNC2022 akan diadakan pada tanggal 23 Juli 2022.

Penasaran? Daftar sekarang dengan klik di sini.

 

Ingin tau lebih lanjut tentang tips dan konten inspirasi lainnya? Cus ke YouTube Young On Top dengan klik di sini atau tonton video di bawah ini.