Viral! Amankah Penggunaan Tampon Bagi Remaja Putri?

Tampon

Baru-baru ini viral di sosial media mengenai kisah seorang remaja putri bernama Melanie Galeaz (22). Ia membagikan pengalaman mengerikannya akibat tampon melalui sebuah video di platform TikTok.

Kemudian, ia akhirnya pergi memeriksakan diri ke dokter. Dari sana, dokter pun mendiagnosis Galeaz menderita kondisi serius yang dinamai Toxic Shock Syndrome (TSS). Kondisi TSS biasanya terkait dengan penggunaan tampon. Namun, kondisi ini juga dapat terjadi jika bakteri masuk ke dalam tubuh melalui luka terbuka.

Nah, YOTers pasti masih asing kan dengan yang satu ini? Daripada bingung, kita simak saja langsung ulasannya!

 

Apa Itu Tampon?

Tampon adalah penampung darah haid berbentuk silinder kecil yang penggunaannya dimasukkan ke dalam vagina. Meskipun tak selaris pembalut, penggunaannya juga cukup menjadi pilihan banyak orang.

Hal ini karena diyakini tampon menjadi produk kewanitaan yang praktis dan dapat membantu menghentikan kebocoran dengan menangkap aliran darah menstruasi lebih awal. 

 

Penggunaan Tampon Bagi Remaja Putri

Lalu, apakah sebenarnya penggunaan tampon diperbolehkan bagi remaja putri? Sebenarnya, penggunaannya pada remaja bergantung pada kebutuhan maupun keputusan sendiri. 

Tidak ada anjuran khusus bagi perempuan untuk harus atau pun tidak boleh menggunakannya. Jadi, ini semua hak kamu mau memilih yang mana. Namun, jika kamu telah memilih alat ini untuk digunakan saat menstruasi, maka gunakanlah alat ini dengan tepat.

 

Baca Juga

 

Kelebihan dan Kekurangan Tampon

Sebelum kamu memilih tampon untuk digunakan saat menstruasi, alangkah baiknya mengetahui kelebihan dan kekurangannya. 

  • Kelebihan

Bentuknya yang cenderung kecil sekitar 3–5 cm memungkinkan alat ini mudah dibawa kemana pun. Selain itu, tingkat penyerapannya dinilai lebih tinggi karena menampung darah menstruasi secara langsung dari lubang vagina. 

Tampon yang dimasukkan ke dalam area privat tidak akan menganggu ruang gerak perempuan. Alat ini juga cukup aman sehingga tidak akan terjadi bocor atau pergeseran. Cocok digunakan pada remaja putri yang aktif. 

  • Kekurangan

Bagi remaja yang belum terbiasa atau baru menggunakannya pertama kali, biasanya akan mengalami kesulitan. Baik itu rasa takut atau tegang berlebihan saat coba memasukkan tampon dalam lubang vagina.

 

Baca Juga

 

Namun, hal ini tidak perlu dikhawatirkan karena ada aplikator yang dapat membantu kamu menggunakan tampon dengan lebih mudah. Penggunaannya ini sangat perlu kehati-hatian, jangan sampai tali di bagian ujungnya terputus. Apabila terputus, maka tampon akan sulit dikeluarkan dan dibutuhkan pertolongan medis untuk mengatasinya. 

Hal lain yang menjadi kekurangannya adalah mengenai jangka waktu pemakaian. Disarankan untuk mengganti tampon setelah 4–8 jam sekali karena bisa menimbulkan penumpukan bakteri atau infeksi yang dapat menyebabkan sindrom syok toksik (TTS).

 

Aturan Penggunaan Tampon

Berikut ini adalah aturan penggunaan tampon yang dilansir dari Halodoc, yaitu:

  1. Ikuti semua petunjuk yang diberi label. 
  2. Cuci tangan sebelum dan sesudah menggunakan tampon, ini akan membantu mengurangi penyebaran bakteri.
  3. Gunakan alat ini saat sedang menstruasi dan jangan menggunakannya pada waktu lain atau untuk alasan lain.
  4. Ganti setiap tampon setiap 4 hingga 8 jam, jangan pernah memakai tampon selama lebih dari 8 jam.
  5. Gunakan tampon dengan daya serap terendah yang dibutuhkan. Jika kamu memakai satu tampon hingga delapan jam tanpa menggantinya, daya serapnya mungkin terlalu tinggi.
  6. Hubungi dokter jika kamu mengalami rasa sakit, demam atau gejala tidak biasa lainnya. Kamu juga perlu menghentikan pengguananya jika mengalami ketidaknyamanan, rasa sakit, keluarnya cairan yang tidak biasa saat mencoba memakai tampon, atau jika memiliki reaksi alergi.

 

Butuh Inspirasi?

Jika kamu ingin mendapatkan informasi dan motivasi lainnya, bisa kunjungi konten tentang self development, tips karir, dan masih banyak lagi hanya di Youtube Young On Top di bawah ini.