Waspada! Kenali Faktor dan Tanda-tanda Bunuh Diri Pada Remaja

Bunuh diri

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia pernah melakukan survei pada siswa SMP dan SMA (usia 13-18 tahun). Hasilnya menunjukkan sebanyak 5,14 persen siswa pernah memikirkan untuk bunuh diri dan sekitar 2,39 persen mengaku pernah melakukan percobaan bunuh diri (Kemenkes, 2015). Angka ini mengkonfirmasi tingginya angka bunuh diri di Indonesia di usia remaja dan dewasa muda (15-29 tahun).

Berdasarkan fakta tersebut tentu masalah bunuh diri tidak boleh dianggap sebelah mata. Kita bisa mencegahnya  dengan mengenali faktor serta tanda-tanda seseorang yang ingin bunuh diri seperti berikut ini.

 

Faktor Penyebab Bunuh Diri Pada Remaja

  • Gangguan psikologis seperti depresi, gangguan bipolar, penyalahgunaan alkohol dan obat-obatan terlarang.
  • Perasaan tertekan, mudah marah, dan gelisah.
  • Perasaan putus asa dan merasa diri tak berharga yang sering menyertai depresi.
  • Pernah melakukan tindakan percobaan bunuh diri.
  • Riwayat keluarga akan depresi atau bunuh diri.
  • Mengalami pelecehan secara emosional, fisik, atau seksual.
  • Kurangnya dukungan, hubungan dengan orang tua atau pertemanan yang buruk, serta perasaan isolasi sosial.
  • Orientasi biseksual atau homoseksual di dalam lingkungan keluarga atau komunitas yang tidak mendukung.
  • Hidup di lingkungan yang punya stigma terkait pencarian layanan kesehatan mental.
  • Hambatan dalam mengakses informasi seputar kesehatan mental.

 

Tanda-tanda yang Harus Diwaspadai

  • Perubahan kepribadian: Kesedihan, menarik diri, lekas marah, kecemasan, kelelahan, dan kebingungan.
  • Perubahan perilaku: Hubungan sosial yang memburuk dan mengurangi keterlibatan dalam aktivitas positif.
  • Gangguan tidur: Insomnia, tidur terlalu lama, dan mimpi buruk.
  • Perubahan pola makan: Nafsu makan turun, berat badan turun, atau makan berlebihan.
  • Takut kehilangan kendali: Perilaku tak bisa ditebak atau menyakiti diri atau orang lain.
  • Perubahan fisik atau tak lagi memedulikan kebersihan diri.
  • Nilainya di sekolah tiba-tiba anjlok.
  • Melontarkan sesuatu yang berkaitan dengan bunuh diri atau kematian.
  • Mencari tahu tentang metode bunuh diri dan – atau – mencari cara untuk mendapatkan senjata.
  • Berbicara tentang rasa putus asa atau tak ada lagi alasan untuk tetap melanjutkan hidup.
  • Perilaku berisiko seperti berkendara ugal-ugalan atau seks tanpa pengaman.

Mengetahui faktor risiko dan tanda-tandanya bisa menjadi salah satu cara kita untuk mencegah keinginan remaja yang ingin bunuh diri. Setelahnya, lanjutkan dengan tindakan dengan berbagai pendekatan, termasuk membawa mereka ke psikolog untuk berkonsultasi.

 

Butuh Inspirasi?

Jika kamu ingin mendapatkan informasi dan motivasi lainnya, bisa kunjungi konten tentang self development, tips karir, dan masih banyak lagi hanya di Youtube Young On Top di bawah ini.