World Marketing Forum 2022 di Ubud Sukses Menarik Minat Banyak Pemasar

World Marketing Forum 2 di Ubud, Bali

Pada hari Jumat (7/10) kemarin, saya berkesempatan hadir dalam acara World Marketing Forum (WMF) 2022 yang diselenggarakan di Museum Puri Lukisan Ubud, Bali. WMF merupakan acara tahunan bagi para pemasar di seluruh dunia untuk berbagi informasi mengenai perkembangan terbaru dalam dunia pemasaran dan kiat pemasaran terbaik dari pakarnya. Tidak hanya pemasaran, forum ini juga bersinggungan dengan topik lain, seperti kewirausahaan, kearifan lokal, teknologi, pertanian dan kesehatan mental dari skala lokal hingga internasional.

Forum ini merupakan acara tahunan yang diselenggarakan oleh Federasi Pemasaran Asia (Asia Marketing Federation/AMF) yang mengundang sekitar 500 orang dengan latar belakang akademisi, pebisnis, dan pemerintahan. Didukung oleh kolaborasi antara tokoh berpengaruh dan organisasi terkemuka didunia, acara ini tidak memungut biaya sama sekali.

World Marketing Forum 2 di Ubud, Bali

Suasana sesi meditasi bersama Stephanie Hermawan dari The Golden Space Indonesia pada World Marketing Forum (WMF) 2022 (7/10) di Museum Puri Lukisan Ubud, Bali.

Acara ini dihadiri oleh beberapa tokoh besar dari dunia pemasaran dan pemerintahan. Diantaranya adalah Bapak Pemasaran Modern Prof. Philip Kotler, Presiden Asia Council for Small Business Jack Yao, dan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia, Sandiaga Salahuddin Uno. Dengan tema Entrepreneurial Marketing: Riding the Momentum of the Next Curve Towards 2030, para pembicara dan peserta bersama-sama mengeksplor bagaimana caranya menggabungkan pemasaran dengan pendekatan kewirausahaan secara menyeluruh (holistik).

Saat ini, para pemasar perlu lebih kritis dalam menghadapi tantangan global. “Ada empat tren yang harus diantisipasi yaitu pergerakan ke sustainable marketing, degrowth marketing, peace marketing, dan customer science,” kata Philip Kotler. Ia menjelaskan, apabila lima tahun ke depan kita masih berada di bisnis yang sama, kita bisa gulung tikar. Dan bila kita tidak menerapkan keberlanjutan, bisnis kita berpotensi untuk tutup. Hal ini menjelaskan bagaimana kita sebagai pemasar harus bisa beradaptasi dengan menerapkan konsep pemasaran berkelanjutan untuk meningkatkan peluang hidup, menciptakan perdamaian dan memiliki peta pengalaman pelanggan serta jiwa wirausaha untuk mengembangkan perusahaan. Bagi pemilik bisnis ia menyarankan untuk mulai mendengarkan suara karyawan karena hal ini memberikan keuntungan bagi pemilik usaha dan juga para pekerja.

Acara ini berlangsung selama 2 hari dari tanggal 5-6 Oktober 2022 sebagai perayaan utama dari Ubud Oktoberfest 2022. Pada hari pertama dengan tema Marketing membahas berbagai topik seputar pemasaran dan budaya lokal, antara lain; Bali 2030: Tri Hita Karana Forever, Technology for Humanity: High Tech, Higher Touch, Entrepreneurial Marketing for ASEAN’s SME: CI-EL Capability As Source Of Competitiveness, serta wine testing bersama HATTEN Wines. Sesi ini mengundang berbagai pihak antara lain Pemerintah Republik Indonesia & Provinsi Bali, Indonesia Marketing Association, ASEAN SME Academy, dan Asia Marketing Federation (AMF).

Hari kedua menghadirkan topik Entrepreneurship. Dengan topik yang tidak kalah menarik diantaranya; Entrepreneurial Marketing: Beyond Professionalism to Creativity, Leadership, and Sustainability, Cryptocurrency 101 Workshop, Mindfulness 360 for Entrepreneur and Leader dan Human Entrepreneurship: Enterprise X Human. Menghadirkan pembicara dengan latar belakang pemilik usaha, akademisi, asosiasi, hingga pelaku meditasi.

Sesi ini ditutup sembari menyambut World Marketing Forum 3 yang akan diadakan pada tanggal 5 – 6 Oktober 2023 di Thailand. Informasi lebih lanjut dapat diperoleh dari tautan berikut.

Leave a Reply

Your email address will not be published.