6 Fakta Mengenai Helicopter Parenting, Sudah Tau?

Fakta Mengenai Helicopter Parenting

Tahukah anda apa saja fakta mengenai helicopter Parenting? Helicopter Parenting adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan pola pengasuhan orang tua yang terlalu protektif dan terlibat secara berlebihan dalam kehidupan anak-anak mereka. Istilah ini merujuk pada perilaku orang tua yang cenderung “mengendalikan” atau “mengawasi” setiap aspek kehidupan anak-anak mereka dengan sangat intensif, mirip dengan helikopter yang terus melayang di atas kepala anak-anak.

Orang tua yang mengadopsi pola pengasuhan ini sering kali memiliki kekhawatiran berlebihan terhadap keamanan, kebahagiaan, dan kesuksesan anak-anak mereka. Mereka cenderung terlibat secara mendalam dalam setiap keputusan dan kegiatan anak-anak, bahkan sampai pada detail terkecil sekalipun. Mereka bisa terlibat secara aktif dalam urusan sekolah, teman-teman, hobi, dan bahkan dalam proses pengambilan keputusan yang seharusnya menjadi tanggung jawab anak.

Helicopter parenting adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan gaya pengasuhan di mana orangtua terlalu protektif dan terlibat secara berlebihan dalam kehidupan anak-anak mereka. Berikut adalah 6 fakta mengenai helicopter parenting, yaitu:

  1. Terlalu melibatkan diri: Helicopter parents cenderung terlibat secara intensif dalam setiap aspek kehidupan anak-anak mereka, termasuk pendidikan, hubungan sosial, dan kegiatan ekstrakurikuler. Keterlibatan yang berlebihan dapat menghambat perkembangan kemandirian anak-anak, mengurangi rasa tanggung jawab, dan menghambat perkembangan keterampilan sosial.
  2. Mengendalikan keputusan: Helicopter parents seringkali mengambil alih pengambilan keputusan penting untuk anak-anak mereka, termasuk pilihan karir, perguruan tinggi, dan keputusan sehari-hari. Anak-anak yang dipengaruhi secara berlebihan oleh keputusan orangtua cenderung kehilangan kemampuan untuk mengembangkan keterampilan pengambilan keputusan yang mandiri dan percaya diri.
  3. Mengejar kesempurnaan: Helicopter parents sering menuntut prestasi tinggi dari anak-anak mereka dan seringkali menekan mereka untuk mencapai standar yang sangat tinggi. Tuntutan yang berlebihan dapat menyebabkan stres berlebihan pada anak-anak, rendahnya rasa percaya diri, dan kehilangan kegembiraan dalam eksplorasi dan pembelajaran.
  4. Rendahnya toleransi terhadap kegagalan: Helicopter parents cenderung tidak membiarkan anak-anak mereka mengalami kegagalan atau kesalahan, karena mereka ingin melindungi mereka dari konsekuensi negatif. Kegagalan adalah bagian alami dari belajar dan tumbuh. Dengan melindungi anak-anak dari kegagalan, helicopter parents menghalangi mereka untuk belajar dari pengalaman tersebut dan mengembangkan ketangguhan.
  5. Gangguan privasi: Helicopter parents cenderung terlalu memantau kehidupan anak-anak mereka, termasuk pesan teks, media sosial, dan aktivitas online lainnya. Kehadiran yang terlalu invasif dapat menyebabkan anak-anak merasa terawasi dan tidak memiliki privasi, yang dapat berdampak negatif pada perkembangan kemandirian dan kepercayaan diri mereka.
  6. Kesulitan menyelesaikan masalah: Anak-anak yang dibesarkan dengan helicopter parenting mungkin menghadapi kesulitan dalam menyelesaikan masalah secara mandiri karena mereka terbiasa bergantung pada bantuan orangtua. Kemampuan untuk memecahkan masalah adalah keterampilan yang penting untuk sukses dalam kehidupan. Tanpa kesempatan untuk mengembangkan keterampilan ini, anak-anak mungkin kesulitan menghadapi tantangan di masa depan.

Itulah tadi beberapa fakta mengenai helicopter Parenting. Helicopter Parenting adalah gaya pengasuhan yang berlebihan dan terlalu protektif. Meskipun tujuannya mungkin baik, yaitu melindungi dan memastikan keselamatan anak-anak, pendekatan ini dapat menghambat perkembangan kemandirian dan kemampuan pengambilan keputusan anak-anak.

Anak-anak yang dibesarkan dengan gaya ini mungkin mengalami kesulitan dalam menghadapi tantangan hidup dan dapat mengembangkan masalah kesejahteraan mental. Penting bagi orang tua untuk memberikan anak-anak kebebasan dan kesempatan untuk belajar dari pengalaman mereka sendiri, sambil memberikan dukungan dan bimbingan yang tepat saat diperlukan.

Leave a Reply

Your email address will not be published.