Beda Gas Air Mata dan Water Cannon

Beda gas air mata dan water cannon

Gas air mata dan water cannon sering digunakan ketika terjadi kerusuhan. Keduanya, merupakan alat yang digunakan untuk mengondisikan massa alias crowd control. Namun, penggunaannya haruslah dengan aturan yang jelas.

Lantas, apa beda gas air mata dan water cannon? Yuk, ketahui detailnya!

 

Pengertian Gas Air Mata

Gas air mata atau tear gas merupakan alat pengendali massa yang tersusun dari kumpulan bahan kimia. Penggunaannya dapat menyebabkan iritasi kulit, pernapasan, dan mata.

Dalam paparan tingkat rendah dan jarang, gas air mata diyakini tidak menyebabkan kerusakan permanen. Namun, efek serius bisa terjadi apabila terpapar dengan dosis tinggi  dalam ruangan dan jangka waktu lama.

 

Pengertian Water Cannon

Jika disemprotkan langsung ke tubuh, water cannon dapat menyebabkan hipotermia, cedera sekunder karena terpental atau bertabrakan dengan benda lain, hingga cedera dari bahan kimia dan pewarna terlarut dalam air.

Water cannon modern dapat menyemprotkan air dengan kecepatan mencapai 20 liter per detik. Jarak yang dicapai dari kecepatan tersebut hingga 67 meter. Sering kali air yang digunakan hanyalah air biasa. Namun, tidak sedikit yang mencampurkan senyawa tertentu untuk menciptakan dampak sekunder. Misalnya, senyawa pewarna, bahan kimia berbau busuk, dan penanda UV yang tidak terlihat untuk mengidentifikasi dan menangkap demonstran di kemudian hari.

 

Beda Gas Air Mata dan Water Cannon

Perbedaan mendasar dari alat pembubar massa ini adalah bahan penyusunnya. Gas air mata berbentuk bubuk yang berubah menjadi aerosol. Sementara, water cannon, sesuai namanya, yakni meriam air yang menembakkan air dengan kecepatan tinggi ataupun rendah.

Beda gas air mata dan water cannon juga ada pada efeknya. Gas air mata cenderung dapat melukai kulit dan mata, iritasi, hingga luka. Sementara, water cannon dapat memicu hipotermia atau kedinginan akut jika digunakan saat musim dingin, membuat tubuh terbanting, hingga memicu patah tulang serius.

Apapun perbedaan tersebut, penggunaan keduanya harus sesuai protokol. Petugas wajib meminimalisir penggunaannya, sehingga risiko serius bisa dihindari.

 

Rekomendasi Buat Kamu Baca

 

Butuh Inspirasi?

Jika kamu ingin mendapatkan informasi dan motivasi lainnya, bisa kunjungi konten tentang self development, tips karir, dan masih banyak lagi hanya di Youtube Young On Top di bawah ini.