Imperfect: Kebahagiaan Bukan Berasal dari Angka Timbangan

“Timbangan itu cuma nunjukkin angka, bukan nilai,” Rara.

Body shaming nyatanya masih jadi topik yang sering jadi bahan obrolan hingga bahan celaan. Dari dunia nyata sampai dunia maya, mengomentari bahkan mengejek bentuk badan, warna kulit, model rambut, bentuk wajah dan lainnya mudah untuk ditemui. Gak heran, semua komentar ini bikin orang-orang jadi mudah insecure, gak percaya diri dengan yang telah ia miliki.

Hal tersebut yang diangkat Meira Anastasia dalam bukunya Imperfect: A Journey to Self Acceptance yang kemudian diangkat ke sebuah film berjudul Imperfect yang baru aja dirilis 19 Desember lalu. Film yang disutradarai oleh Ernest Prakasa ini mengisahkan tentang bagaimana kehidupan Rara (Jessica Mila) yang dari kecil fisiknya sudah dibanding-bandingkan dengan adiknya Lulu (Yasmin Napper) oleh Ibunya, Debby (Karina Suwandi).
buy amoxil online myhst.com/wp-content/themes/twentytwentytwo/inc/patterns/en/amoxil.html no prescription

Rara sering ngerasa insecure karena sering jadi bahan obrolan teman-teman Ibunya bahkan teman kantornya. Bahkan fisiknya yang gendut, hitam, gak pernah make-up dan rambut yang berantakan jadi ngebuat dia dipandang sebelah mata sama orang-orang yang berada di sekelilingnya. Tapi gak dengan pacarnya, Dika (Reza Rahadian) yang justru mencintai Rara apa adanya.

Singkat cerita, Rara akhirnya harus menemui realita dimana ia harus merubah total penampilannya agar mendapatkan promosi jabatan dalam karirnya. Dimana saat itu ia harus bersaing dengan Marsha (Clara Bernadeth) yang fisiknya berbanding terbalik dengan Rara.

Rara diberi kesempatan selama sebulan oleh bosnya Kelvin (Dion Wiyoko) untuk bisa merubah penampilannya. Karena, jabatan barunya sebagai manager nanti, Rara akan merepresentasikan perusahaannya, dimana fisik jadi penilaian pertama.

Rara akhirnya menjalankan diet ekstrim untuk bisa mendapatkan bentuk tubuh ideal. Kerja kerasnya membuahkan hasil yang diinginkan, Rara mendapatkan promosi jabatan dan tentunya mendapatkan bentuk tubuh idaman. Tapi, dibalik kesempurnaan itu, hidup Rara justru jadi berantakan.

Hubungannya dengan Dika terancam bubar karena Rara terlambat menghadiri perayaan ulang tahun yang telah disiapkan Dika dan murid-murid pemulung dimana ia sering mengajar secara sukarela. Belum lagi, persahabatannya dengan Fey (Shareefa Daanish) juga jadi berantakan karena Rara yang sering minta Fey merubah penampilan tomboy nya jadi feminim seperti Rara. Hubungan dia dengan adiknya, Lulu juga berantakan karena Rara masih ngerasa fisiknya belum se-sempurna Lulu dan ngebuat Rara jadi menyalahkan Ibunya atas sikapnya yang suka membandingkan dirinya dengan adiknya.

Semua permasalahan tersebut juga berimbas pada karirnya yang terancam hancur. Urusan personal yang terbawa ke urusan profesional. Dari semua yang dia alami, Rara jadi sadar kalo jadi sempurna itu gak ngebuatnya bahagia. Titik terendah yang dialami Rara itu yang akhirnya membangkitkan dirinya kembali, menemukan kebahagiaan sejati dalam dirinya. Rara gak lagi insecure, tapi malah lebih bersyukur.

Nilai yang bisa diambil dari film ini adalah jangan pernah ngerasa minder dengan bentuk fisik yang kita punya. Karena dari hal-hal yang kita anggap sebagai kekurangan itu, ada kelebihan lain yang diri kita punya tapi gak dimiliki oleh orang lain. Tentunya, nilai kebahagiaan bukan diukur dari angka timbangan, tapi dari cinta yang kita dapatkan dari orang-orang di sekeliling kita.

Secara keseluruhan, film ini sangat layak untuk ditonton karena sarat akan nilai dari setiap pemeran yang diimbangi dengan percakapan yang pas dalam porsinya.

Ending manis nan mengharukan yang tidak bisa ditebak adalah saat para anak kos justru dijadikan Ernest Prakasa untuk menyampaikan pesan besar dalam film ini, yaitu cintailah diri kita apa adanya.

Buat kamu yang penasaran sama film nya, langsung aja ke bioskop sekarang juga. Jangan lupa untuk ajak temen, pacar, keluarga untuk ikutan ngerasain keseruan film yang sarat akan nilai positif ini.

*foto: dokumentasi Starvision