Jika kita tak pernah jadi apa-apa karya Alvi Syahrin.

Buku ‘’jika kita tidak pernah jadi apa-apa’’ adalah salah satu buku favorit saya yang akan saya rekomendasikan kepada kalian untuk dibaca. Kalian  harus baca buku ini karena buku ini akan menjawab pertanyaan anda dan kegelisahan kalian di masa depan.  Serta sangat relate dengan seorang mahasiswa atau seseorang yang akan beranjak dewasa. Dengan cover yang sederhana berwarna hitam dan gambar perahu yang seperti tertiup angin sehingga mampu menarik perhatian saya dengan judulnya saja. Alvi merupakan penulis buku yang sudah sangat terkenal, banyak buku-bukunya yang sudah laris di pasaran tidak terkecuali buku ini.

Buku ini memiliki 226 halaman yang dikemas secara unik dan menarik untuk dibaca karena tidak hanya seperti buku-buku lain yang terkadang suka membosankanB buku-buku karya Alvi Syahrin ini menawarkan gambar-gambar serta warna yang menarik sehingga kita sebagai pembaca tidak akan bosan. Buku ini dicetak pertama pada tahun 2019  dan cetakan ke  kedua belas pada tahun 2021. Buku ini diterbitkan oleh penerbit gagas media.

Buku ini  bercerita tentang pengalaman penulis dan permasalahan kehidupan yang kita hadapi di setiap harinya. Seperti mengenai masalah perkuliahan dan tentang masalah yang kita hadapi setiap harinya. Alvi Syahrin juga mengatakan bahwa dia menulis buku ini ditunjukkan untuk seseorang yang sedang khawatir tentang masa depannya. Buku ini banyak mengubah pola pikir saya untuk tidak terlalu takut dengan masa depan kita harus menjalani apa yang ada di depan kita dengan sebaik mungkin dengan sebisa mungkin dan mencoba apapun jangan takut untuk gagal. Buku ini juga menyinggung beberapa tokoh-tokoh besar seperti Steve Jobs, Bill Gates, dan bahkan Jeff Bezon.

Sehingga kita menjadi lebih berpikir kritis bahwa ‘’oh benar ya ternyata nggak selamanya seperti itu ya, nggak selamanya apa yang kita inginkan dan impikan akan tercapai dan nggak selamanya proses yang kita lalui berhasil mungkin ada beberapa rintangan yang membuat proses itu lebih lama’’. Tapi itu merupakan bagian dari perjalanan dan pengalaman yang bisa diambil hikmahnya, seperti  jika kita tidak keterima di universitas yang kita inginkan, kita akan merasa berkecil hati dan akan menyalahkan diri sendiri. Kenapa sih kita nggak belajar materi ini, kayaknya aku juga kurang lama belajarnya dan muncul pertanyaan lainnya ke diri sendiri. Hal itu yang membuat kita terkadang sedih dan berlarut-larut padahal sebenarnya Tuhan memiliki rencana yang baik untuk kita. Jika kita berhasil melewati itu semua kita akan melihat ke belakang dan berkata ‘’oh mungkin ini hikmahnya’’. Karena manusia hanya berencana tapi Tuhan yang menentukan.

 

Buku ini memiliki 45 bab yang membahas sesuatu secara menarik dan patut untuk dibaca. Beberapa tema juga terinspirasi dari perjalanan penulis itu sendiri. Yang menjadi favoritku adalah bab 4 yang bertema ‘’tapi, aku nggak tahu mau jadi apa’’. Tema ini bisa membuka pikiran saya dan menambah wawasan tehadap masa depan. . Terus  jika ada yang bertanya kita kamu mau jadi apa pasti terkadang juga kita bingung mau jadi apa sehingga itu yang menjadi kekhawatiran berlebih jika kita gagal dan tidak menjadi apa-apa. Padahal penemu mikroskop juga tidak tau mereka ingin jadi apa. Mereka hanya menekuni dan mengerjakan sesuatu secara teliti serta disiplin sehingga mereka bisa menghasilkan dan menciptakan mikroskop yang sampai saat ini masih digunakan untuk membantu semua orang di dunia

Jika memikirkan masa depan kita akan pusing sendiri karena masa depan terlalu buram dan nggak kelihatan serta nggak tentu gitu. Jadi sebagai anak muda kita pasti akan memiliki kekhawatiran, kita mau jadi apa ya dan gimana kita nanti. Padahal seharusnya untuk mempersiapkan masa depan kita dapat mempersiapkan dari sekarang yaitu dengan cara melakukan sesuatu yang ada di depan mata dengan sungguh-sungguh dan baik agar tidak menyesal di masa depan