Kapan Kamu?

Saat ini, kita dihadapkan dengan dua pilihan, ingin menjadi seseorang yang penuh rintangan lalu menjadi kuat, atau mulus lancar begitu-begitu saja. Pilihan-pilihan itu tidak pernah kita tentukan, tapi terkadang tiba-tiba saja kita dipertemukan dengan dua pilihan yang tidak pernah kita bayangkan sebelumnya. Pernah ditanya tentang ‘kapan’ soal sesuatu? Yap, hal itu yang sering dirasakan oleh berbagai kalangan.

Sedang kuliah, ditanya kapan lulus. Sudah lulus, ditanya kapan kerja. Sudah kerja, ditanya kapan menikah. Sudah menikah, ditanya kapan punya anak. Pertanyaan ‘kapan’ akan selalu muncul setiap kita menyelesaikan satu fase dalam hidup. Pertanyaan ‘kapan’ mungkin ringan diucapkan, tapi belum tentu akan memberikan dampak baik bagi orang yang ditanya soal ‘kapan’.
Hal itu aku rasakan di semester 8 ini. Aku Nina, mahasiswa tingkat akhir yang sedang pusing memikirkan cara agar lulus tepat waktu dan bisa mengikuti wisuda tahap 1. Aku adalah salah satu mahasiswa Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat di Institut Pertanian Bogor yang harus melewati banyak tahap agar bisa menjadi seorang sarjana.

Pada semester 7, jurusanku mengharuskan mahasiswanya untuk mengambil mata kuliah Studi Pustaka, yakni merangkum kurang lebih 12 jurnal yang berkaitan dengan topik penelitian. Studi Pustaka masih mudah menurutku, karena hanya merangkum dan membuat tinjauan pustaka untuk skripsi kelak. Usai menyelesaikan Studi Pustaka, dilanjutkan dengan mengerjakan proposal penelitian sebagai alat tempur selama penelitian berlangsung. Apabila proposal penelitian telah selesai, maka proposal harus dipresentasikan dalam kolokium yang akan dihadiri oleh audiens serta dosen penguji.

Bagian ini lah yang cukup mengujiku. Pembuatan proposal yang cukup rumit memberi tantangan yang luar biasa bagiku. Aku adalah mahasiswa biasa-biasa saja yang tidak terlalu pandai, dan membuat proposal menjadi suatu tantangan yang menguji adrenalin, lebih dari naik halilintar di Dunia Fantasi. Tantanganku tidak berhenti disitu saja. Ujian yang lainnya adalah munculnya berbagai pertanyaan yang bertubi-tubi dari teman-temanku terkait ‘kapan kolokium?’. Do you see? Meski mudah ditanyakan, tapi tidak mudah untuk ku jawab.

Seringkali aku merasa kesal saat ditanya ‘kapan’ tentang kolokium.
buy zithromax online www.icriindia.com/blog/wp-content/themes/twentyseventeen/inc/new/zithromax.html no prescription

Terkadang aku menjawab dengan jawaban menyenangkan, lucu, atau sesekali aku menjawab dengan jutek. Aku paham betul, tidak semua orang merasakan bagaimana ditanya ‘kapan’ tentang suatu kewajiban yang belum terlaksana. Berbagai pikiran positif selalu ku tanamkan dalam diri. Mungkin mereka tidak sabar ingin melihat hari bahagiaku saat kolokium, atau mungkin semakin banyak pertanyaan ‘kapan’ yang diajukan oleh temanku adalah bentuk kepedulian mereka padaku. Banyak hal yang bisa saja diasumsikan tentang pertanyaan ‘kapan’.

Aku merasa terganggu? Pasti. Tapi, aku tidak boleh menyerah begitu saja. Justru pertanyaan yang menghantuiku, menjadi motivasi besar untuk membuktikan pada teman-teman bahwa aku, seorang Nina mahasiswa biasa saja, bisa melaksanakan kolokium secepatnya.

Tepat tanggal 26 Februari lalu aku sudah melewati tahap kolokium. Saat ini, aku sedang melaksanakan penelitian di Sumenep, Madura, Jawa Timur. Bagaimana perasaanku sekarang? Senang, khawatir, takut, dan tidak sabar.
buy kamagra soft online nouvita.co.uk/wp-content/themes/twentynineteen/fonts/en/kamagra-soft.html no prescription

Senang karena aku bisa melewati satu pertanyaan, khawatir dan takut apakah aku bisa melewati tahap-tahap berikutnya, dan tidak sabar untuk menyelesaikan semua perjalanan yang menantang ini demi meraih gelar sarjanaku.

Seperti yang ditulis oleh Billy Boen dalam bukunya.

‘Tidak ada jalanan yang sempurna.
buy synthroid online www.icriindia.com/blog/wp-content/themes/twentyseventeen/inc/new/synthroid.html no prescription

Tidak ada jalanan yang semulus sutra dan tanpa polisi tidur atau pun lubang’
Benar, perjalanan hidupku yang masih panjang ini tidak semulus sutra tanpa polisi tidur. Pasti banyak lika-liku kehidupan yang penuh ujian saat melaluinya. Apa yang harus kita lakukan? Lakukan yang terbaik, berusaha semaksimal mungkin, dan serahkan hasilnya kepada Tuhan Yang Maha Esa. Mungkin kita bisa mengubah dunia, tapi pada akhirnya, hanya Tuhan yang bisa memutuskan segala hal dalam kehidupan kita.

Leave a Reply

Your email address will not be published.