KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT BANYUWANGI DALAM KUMPULAN PUISI SENYUMAN LEMBAH IJEN KARYA MH. QOWIM

Kumpulan puisi Senyuman Lembah Ijen karya MH. Qowim sangatlah unik dan menarik. Mengangkat tema-tema tentang kearifan lokal di Kabupaten Banyuwangi yang meliputi bahasa daerah, adat istiadat, makanan khas dan mata pencaharian. Pengarang sangat piawai dalam menyusun setiap puisinya, pemilihan kata yang unik mampu membuat pembaca seolah sedang menjelajahi setiap sudut-sudut istimewa di Kabupaten Banyuwangi. Namun, dalam kumpulan puisi Senyuman Lembah Ijen, terdapat beberapa puisi yang pilihan katanya masih menggunakan istilah-istilah daerah seperti bahasa Osing yang ada di Kabupaten Banyuwangi, sehingga apabila pembaca bukan asli orang Banyuwangi akan sangat sulit untuk mencerna dan memaknai maksud dari puisi tersebut.

Kearifan lokal yang terdapat dalam kumpulan puisi Senyuman Lembah Ijen merupakan bentuk representasi terhadap kearifan lokal yang ada di Kabupaten Banyuwangi. Jika kita menyadari kearifan lokal merupakan hal yang sangat penting. Dapat dibayangkan jika tidak ada kearifan lokal di  setiap daerah tentu tidak akan pernah muncul semboyan Bhineka Tunggal Ika di negara kita. Sebab keberagaman di Indonesia bersumber dari keberagaman kearifan lokal di masing-masing daerah.

Di zaman globalisasi seperti saat ini banyak generasi muda yang malu dengan budaya daerahnya sendiri karena dianggap kuno. Bahkan banyak generasi muda yang tidak mengenal sama sekali terhadap budaya di daerahnya. Mereka lebih memilih untuk mempelajari budaya asing ataupun budaya barat karena dianggap lebih kekinian. Perkembangan teknologi.

Semakin canggih yang tidak dibarengi dengan upaya selektif menyaring berbagai hal yang masuk, hal ini membuat kearifan lokal sedikit demi sedikit menghilang. Menjaga kearifan lokal merupakan tanggung jawab seluruh lapisan masyarakat, tidak hanya pelaku budaya saja. Dalam hal mengenalkan dan mengajarkan kearifan lokal pada generasi selanjutnya, butuh peran dari berbagai instansi. Salah satunya instansi pendidikan yang dirasa cocok dan mampu sebagai sarana untuk mengenalkan serta mengajarkan kearifan lokal suatu daerah kepada peserta didik. Namun kita tidak boleh hanya melimpahkan upaya pengajaran kearifan lokal kepada instansi pendidikan. Setiap diri masing-masing orang harus tertanam akan rasa cinta dan bangga terhadap kearifan lokal. Dengan demikian,  meskipun banyak budaya asing yang masuk, kita tidak akan mengesampingkan kebudayaan yang telah tumbuh dan berkembang di negara kita yaitu Indonesia.(Devi Vitrotun Nisak/TAN)