Memahami Konsep Minimalism Lifestyle

Minimalism Lifestyle sedang menjadi fenomena yang tren saat ini. Banyak influencers yang juga kerap membahasnya dalam konten-konten mereka. Konsep gaya hidup ini dapat dimulai dari hal-hal kecil sehari-hari. Membawa tumbler atau botol minum merupakan salah satu contoh penerapannya. Lebih memilih untuk membeli pakaian yang dapat di-mix and match untuk penggunaan jangka panjang agar tidak terjadi penumpukan di lemari yang pada akhirnya juga tetap tidak akan digunakan. Yang harus dipahami dari konsep ini adalah mengutamakan kualitas bukan kuantitas. Kalau sudah begini, alangkah baiknya mulai mensortir barang-barang yang kira-kira sudah tidak digunakan lagi dan menyumbangkannya kepada yang lebih membutuhkan. Jangan mudah tergiur untuk membeli suatu hal yang mana pada akhirnya juga akan disesali.

Minimalism bukan berarti pelit terhadap diri sendiri. Pelit dengan minimalis adalah dua hal yang berbeda. Minimalism berarti mengenal apa yang benar-benar kita butuhkan dan memilah mana yang mau disimpan dan tidak. Bijak dalam berkonsumsi dan fokus pada hal yang essensial saja. Lucu dan unik bukan satu-satunya alasan untuk kita membeli suatu barang. Tanyakan ke diri sendiri terlebih dahulu,

“Apakah aku benar-benar membutuhkannya atau hanya ingin saja?”

“Apa yang akan terjadi jika aku tidak membelinya?”

Kita harus memahami apa yang benar-benar dibutuhkan bukan sekedar keinginan saja. Jika dengan tidak membelinya juga tidak apa-apa maka sebaiknya ditunda dahulu keinginannya. Karena setiap apa yang kita konsumsi sekarang akan memberikan dampak terhadap Bumi kita. Sampah-sampah yang dihasilkan dapat menjadi sebuah bencana terutama jika tidak dikelola dengan benar.

Konsep gaya hidup minimalis adalah konsep menjalani hidup dengan sederhana dan senyaman mungkin. Bukan hanya dari segi perilaku namun juga tentang bagaimana cara kita berpikir. Dikutip dari sebuah jurnal oleh Rahmalia Wulan Azizah dan Gilang Gusti Aji, S.IP., M.Si (2022) dari Universitas Negeri Surabaya yang berjudul “Konsep Diri Generasi Milenial Pelaku Minimalism Lifestyle”, bahwa Minimalism Lifestyle membuat para pelakunya hidup dengan pola pikir yang lebih terbuka dan cenderung tidak membuat mereka menutup diri walaupun mereka menerapkan dan mempercayai ide-ide baru yang berbeda dari lingkungannya. Nah, maka dari itu yang harus kita lakukan adalah fokus pada diri kita agar bisa lebih bijak terhadap segala hal.