Pawang Hujan Mandalika Bentuk Budaya Indonesia

pawang hujan

YOTers, siapa nih yang kemarin nonton live streaming Moto GP? Atau YOTers ada yang pergi ke mandalika buat nonton langsung? Nah pasti ga asing nih dengan Rara si Pawang Hujan yang beraksi di Sirkuit Internasional Mandalika. Aksinya di tengah hujan deras menjadi sorotan menarik bagi para riders dan penonton. Saat itu hujan sangat deras turun ketika perhelatan Grand Prix Moto GP akan berlangsung. Race tersebut delay dari waktu yang ditentukan. Hujan yang sangat deras mengguyur Sirkuit Internasional Mandalika. Nah Rara si Pawang Hujan memulai aksinya untuk “menghentikan hujan”.

Setelah race tersebut, banyak pro dan kontra lho YOTers terhadap rain shaman ini a.k.a pawang hujan. Sebenarnya jika ditarik kebelakang, ritual terkait hujan ini adalah sebuah bentuk tradisi dari nenek moyang yang terus dilakukan dan dilestarikan. Dikutip dari tulisan berjudul Tradisi Nyarang Hujan Masyarakat Muslim Banten (Studi di Kecamatan Cimanuk Kabupaten Pandeglang), ritual terkait hujan ini sudah berlaku turun temurun. Saking lamanya, tidak diketahui sejarah awal tradisi yang terus berakar hingga sekarang.

YOTers Boleh Banget Baca Artikel Ini 🙂

Lebih Penting Mana: Kualitas Atau Kuantitas?

4 Zodiak Paling Idealis

Watak Manusia Berdasarkan Hari, Tanggal, Bulan Lahir Dan Golongan Darah

Dalam tradisi ini, peran pawang hujan bukanlah menolak hujan. “Pawang hanya memindahkan hujan dari satu tempat ke tempat lain. Terkait keberhasilannya, rata-rata responden menyatakan ini adalah bagian dari usaha manusia. Berhasil atau tidak dikembalikan lagi pada yang memiliki kuasa” tulis jurnal tersebut.

Bukan cuman itu, masih banyak tradisi pawang hujan lainnya yang digunakan di Indonesia. Dari daerah Betawi, Jawa dan yang lainnya. Sebenarnya pertanyaan terbesar kenapa masih menggunakan Jasa pawang hujan dengan teknologi yang sudah sangat canggih sekarang ini?

Jika YOTers lihat lagi perhelatan ajang Internasional di Indonesia kemarin, sebuah event yang kita tunggu-tunggu 25 tahun dari perhelatan terakhir di Indonesia pada tahun 1997. Event ini mengumumkan kepada Dunia bahwasanya Indonesia punya sejarah dan budaya yang masih kita lestarikan. Memberikan citra positif kepada dunia, terlebih pawang hujan kemarin yang disaksikan para riders di seluruh dunia. Salah satu alasan pawang hujan kemarin digunakan adalah sebagai bentuk melestarikan budaya lokal terlepas dari berhasil atau tidaknya aksi tersebut.

Jadi sebenarnya tidak masalah kalau YOTers mau pro atau kontra dengan pawang hujan ini, tapi dibalik dari kepercayaan masing-masing, ini adalah bentuk dari keberagaman Indonesia yang memiliki begitu banyak ragam budaya dan tradisi. Kita patut berbangga event Internasional kembali dihadirkan di Indonesia dan kita dengan bangga memperkenalkan kita Indonesia beserta keragamannya dan budayanya di mata dunia.

Jadi rain shaman ini adalah bentuk budaya Indonesia yang perlu kita lestarikan agar tidak hilang di tengah perkembangan teknologi yang sangat canggih sekarang. Terlepas dari semua opini positif dan negatif tentang pawang hujan di MotoGP Mandalika kemarin, ingatlah YOTers bahwa ini adalah bagian dari budaya dan etnis di Indonesia yang sangat kaya yang sudah ada sejak ratusan tahun yang lalu. Jadi YOTers, we need to be respectful towards all professions

pawang hujan

rara pawang hujan

 

So stay healthy and stay productive and see you on top!

Jangan lupa tonton konten Youtube Young On Top ya YOTers buat dapetin insight dan inspiratif lainnya.

 

Menariknya lagi, konten-konten YOT Premium dikemas dalam berbagai bentuk mulai dari artikel, video, hingga podcast. Jadi, tunggu apalagi? Yuk, langsung aja daftar di sini!

Atau, langsung aja klik gambar di bawah ini ya!