Puasa Kesalehan Formal atau Sosial?

puasa

Entah sudah berapa belas atau puluh kali kita berpuasa mungkin sudah lupa kita mengingatnya. Ibadah yang setiap tahun kita jalankan dan akhir ibadah kita rayakan dengan bermaaf-maafan. Selayaknya sekolah atau pelatnas seharusnya setiap berpuasa membuat kita menjadi naik kelas, karena setiap terlatih dan dilatih hal yang sama dalam istilah ilmiah muscle memory kita sudah terbiasa melakukan ini. Seharusnya kita bisa meningkatkan kualitas diri menjadi lebih baik setiap tahunnya jika dalam karir dan bisnis pertumbuhan harus eksponensial maka puasa “seharusnya” demikian.

Namun kita bisa lihat sama sama, puasa yang semestinya membentuk diri lebih sabar dalam perwujudannya masih banyak yang berprilaku barbar. Dijalan saat pagi hari para motoris dan mobil enggan memberi jalan untuk pengguna jalan lain ingin buru buru sampai karena puasa jam masuk lebih pagi alasannya. Saat jam pulang lebih parah, dalam kondisi berpuasa lalu lintas malah dibablas, klakson nyaring berbunyi, tidak ada istilah mengalah dengan alasan ingin buka bersama keluarga dirumah atau bersama teman teman.

Di tempat berbuka pun sama, jika buffet / prasmanan saat adzan berbunyi langsung menyerbu khawatir makanan habis dan piring penuh dengan makanan seakan puasa seharian sabar menanti kurang bermakna. Padahal Nabi Muhammad SAW mengajarkan berbuka dengan hal yang kecil dan mudah dicerna yakni kurma dan air putih lebih dulu.

Ada fenomena lain saat olahraga pun menunjukkan kekuatan fisik tidak minum dan makan tapi tetap kuat berolahraga, mungkin maksudnya menginspirasi tapi faktanya tetap ingin mendapat pengakuan followers, audiens, publik “wah hebat puasa pun tetap olahraga dipagi hari” Padahal puasa Ramadhan itu sangat spesial dimata Allah SWT. Ada hadist berbunyi seperti ini
“Setiap amalan anak Adam itu adalah (pahala) baginya, kecuali puasa, karena puasa itu untuk-Ku dan Akulah yang akan membalasnya,” (HR Bukhari, Muslim, Ibnu Majah, Ahmad, Ibnu Khuzaimah, Ibnu Hibban).

Jadi jelas bahwa puasa untuk pengabdian kepada Allah dengan output prilaku yang lebih baik bukan pujian dari orang lain. Hampir semua agama dan kepercayaan ada ibadah puasanya walau berbeda beda penerapannya. Tujuannya yakni bisa mengekang nafsu manusia dan menjadikan kita pribadi yang unggul. Puasa mengajarkan untuk lebih produktif, manajemen waktu yang bagus, istirahat yang cukup, sabar dan bisa mengendalikan diri. Bukan bermegah megahan dan banjir pujian dari orang lain.

Tulisan ini adalah pengingat diri agar terus meningkatkan kualitas pribadi melalui puasa. Agar bisa diingatkan orang lain jika pernah menulis seperti ini dan tidak untuk mengkritik orang lain yang sedang berpuasa. Karena jalan menuju kebaikan setiap orang tidak sama dan semua ada prosesnya.

Author – Alexander Zulkarnain

YOTers, jangan lupa dengan Event terbesar dari Young On Top! YOTNC2022 kembali dihadirkan secara offline di Jakarta! Persiapkan diri YOTers buat dateng ke acara besar Young On Top untuk dapatkan inspirasi secara langsung dengan berbagai narasumber keren! Langsung daftar disini! atau YOTers bisa langsung click gambarnya 🙂

yotnc2022

Ingin mendapatkan konten-konten inspiratif bagi anak muda seputar karir, bisnis, dan dunia pendidikan? Yuk kunjungi YouTube Young On Top. Atau tonton video di bawah ini!