10 Mitos Seputar Jurusan Hubungan Internasional

Mitos Jurusan Hubungan Internasional

Mitos Jurusan Hubungan Internasional – Jurusan Hubungan Internasional sering kali menjadi objek berbagai kesalahpahaman dan persepsi yang tidak sepenuhnya akurat. Berikut adalah sepuluh kesalahpahaman umum yang perlu dibongkar tentang jurusan ini:

10 Mitos Jurusan Hubungan Internasional

Baca Juga:

1. Mitos Jurusan Hubungan Internasional: Hanya Cocok untuk Calon Diplomat

Salah satu kesalahpahaman yang umum adalah bahwa jurusan ini hanya cocok untuk mereka yang bercita-cita menjadi diplomat. Padahal, lulusan Hubungan Internasional memiliki beragam pilihan karier di berbagai sektor, tidak hanya di diplomasi.

2. Hanya Belajar tentang Politik

Ada anggapan bahwa jurusan ini hanya membahas tentang politik internasional. Padahal, studi di jurusan ini juga mencakup ekonomi internasional, hukum internasional, keamanan global, dan isu-isu sosial lainnya.

3. Hanya Untuk Mempelajari Sejarah dan Teori

Sebagian orang berpikir bahwa mahasiswa Hubungan Internasional hanya akan belajar sejarah dan teori politik. Namun, program ini juga menekankan aplikasi praktis teori dalam menganalisis isu-isu kontemporer.

4. Tidak Ada Peluang Karier yang Jelas

Ada kesalahpahaman bahwa lulusan jurusan ini kesulitan menemukan pekerjaan. Padahal, mereka memiliki beragam peluang karier di bidang diplomatik, pemerintahan, lembaga internasional, organisasi non-pemerintah, media, dan sektor swasta.

5. Hanya Untuk Orang yang Berbicara Banyak Bahasa

Meskipun keterampilan berbahasa asing dapat bermanfaat, tidak semua mahasiswa Hubungan Internasional harus mahir dalam banyak bahasa asing. Bahasa Inggris biasanya menjadi bahasa utama dalam diplomasi dan kerja internasional.

6. Tidak Akan Mendapatkan Gaji yang Tinggi

Ada persepsi bahwa lulusan jurusan ini tidak akan mendapatkan gaji yang tinggi. Namun, posisi-posisi seperti diplomat, analis kebijakan luar negeri, atau konsultan internasional seringkali memberikan kompensasi yang kompetitif.

7. Hanya Belajar di Kelas

Studi di jurusan ini tidak hanya terjadi di dalam kelas. Banyak program menawarkan kesempatan magang, pertukaran pelajar, konferensi internasional, dan proyek-proyek lapangan yang memungkinkan mahasiswa untuk mendapatkan pengalaman praktis.

8. Tidak Relevan di Era Digital

Meskipun teknologi telah mengubah cara komunikasi dan diplomasi dilakukan, keterampilan analisis, negosiasi, dan kerja tim yang diajarkan dalam jurusan ini tetap relevan di era digital ini.

9. Hanya Untuk Orang yang Bertujuan Menjadi Terkenal

Ada anggapan bahwa studi di jurusan ini hanya dilakukan oleh mereka yang ingin menjadi terkenal atau berkuasa. Namun, banyak mahasiswa yang tertarik untuk memahami dinamika hubungan internasional demi memperbaiki dunia.

10. Tidak Berkontribusi Nyata pada Masyarakat

Terakhir, ada kesalahpahaman bahwa lulusan Hubungan Internasional tidak dapat memberikan kontribusi nyata pada masyarakat. Namun, mereka seringkali terlibat dalam pembangunan kebijakan publik, advokasi, dan upaya perdamaian global yang berdampak positif bagi banyak orang.

Leave a Reply

Your email address will not be published.