Nov
Mitos Biji Wijen – Biji wijen adalah salah satu rempah yang seringkali dikelilingi oleh sejumlah kesalahpahaman yang menarik. Mari kita temukan fakta di balik biji wijen dan bongkar sepuluh mitos yang mungkin membingungkan:
10 Mitos Biji Wijen
Baca Juga:
1. Mitos Biji Wijen: Menyebabkan Kegemukan
Ada kepercayaan bahwa mengonsumsi biji wijen dapat menyebabkan kegemukan karena kandungan kalorinya yang tinggi. Sebenarnya, biji wijen mengandung lemak sehat yang dapat mendukung metabolisme tubuh.
2. Pemicu Alergi
Beberapa orang mungkin mengira bahwa biji wijen dapat menyebabkan alergi. Namun, alergi terhadap biji wijen relatif jarang terjadi.
3. Kandungan Gula Tinggi
Meskipun memiliki rasa yang lezat, biji wijen tidak mengandung gula tambahan secara signifikan, menjadikan mitos kandungan gula tinggi sebagai klaim yang keliru.
4. Tidak Cocok untuk Vegetarian
Ada kesalahpahaman bahwa biji wijen tidak cocok untuk vegetarian karena mungkin mengandung produk hewan. Sebagian besar biji wijen murni dan aman untuk konsumsi vegetarian.
5. Biji Wijen Hitam Lebih Sehat dari Biji Wijen Putih
Meskipun memiliki perbedaan warna, biji wijen hitam dan putih memiliki nilai nutrisi yang hampir sama, sehingga tidak benar bahwa salah satu lebih sehat dari yang lain.
6. Tidak Baik untuk Penderita Diabetes
Sebaliknya, biji wijen memiliki indeks glikemik rendah, sehingga dapat menjadi pilihan yang baik untuk penderita diabetes saat dikonsumsi dengan bijak.
7. Hanya untuk Hidangan Asia
Ada pandangan bahwa biji wijen hanya cocok untuk hidangan Asia. Faktanya, biji wijen dapat digunakan dalam berbagai masakan dan makanan dari seluruh dunia.
8. Khasiat Afrodisiak
Meskipun biji wijen sering dianggap memiliki sifat afrodisiak dalam beberapa budaya, klaim ini belum memiliki dukungan ilmiah yang kuat.
9. Menyebabkan Pencernaan Tersumbat
Kesalahpahaman ini mungkin berkembang karena keraguan tentang biji-biji kecil. Sebenarnya, biji wijen dapat membantu meningkatkan pencernaan dan mencegah sembelit.
10. Tidak Aman untuk Anak-Anak
Biji wijen yang halus dan dikonsumsi dengan bijak umumnya aman untuk anak-anak. Namun, seperti dengan makanan apa pun, konsumsi harus sesuai dengan rekomendasi dan porsinya.
