Tips Jadi Pembicara yang Jago

Pembicara yang baik akan menikmati panggung, merasa confident ketika menyampaikan materi, serta lancar berinteraksi dengan audiens. Tidak hanya itu, mereka juga mampu menjadikan penjelasan mereka dipahami dan diterima dengan baik oleh audiens.

Of course, perasaan grogi atau cemas ketika presentasi adalah hal yang wajar. Namun, bukan berarti menjadi pembicara jago itu cuma angan-angan. Coba yuk YOTers kita terapkan beberapa tips berikut!

 

1. Tentukan dan ingat tujuan

Pertama dari yang pertama, tentukan dulu tujuan menjadi pembicara, tentu untuk menyampaikan informasi bukan? Kita bisa kurangi rasa nervous bin grogi dengan mengalihkan perhatian pada proses tersebut dibanding membanjiri kepala dengan pertanyaan asumtif seperti:

“Bagaimana jika saya lupa?” “Bagaimana bila saya nampak aneh?” dan sebagainya.

 

2. Fokus memahami isi, tidak cuma menghafal

Buat outline atau catatan berisi garis besar hal yang akan dijelaskan. Melalui cara ini seorang pembicara bisa mengembangkan penjelasannya dengan kalimat yang lebih natural.

Ketika rasa nervous datang, terkadang hafalan menjadi kabur. Guna mencegah hal tersebut, pembicara yang baik akan menekankan pada pemahaman isi.

 

3. Melakukan persiapan dan latihan

Tips ketiga yang penting banget adalah melakukan persiapan serta latihan. Apa? Nggak butuh latihan karena bakal improvisasi?

Ya boleh boleh saja sih… karena improvisasi adalah skill yang harus dikuasai pembicara, namun tentunya keahlian ini tidak datang dalam semalam bak membangun candi.

Persiapan diperlukan untuk memastikan pembicara benar-benar tahu apa yang akan dibicarakan, sehingga mampu menjelaskan secara efektif dengan waktu yang diberikan.

 

4. Mengajak audiens untuk terlibat

Sehubungan dengan tujuan menjadi pembicara, ajaklah penonton untuk berinteraksi. Pembicara yang baik tidak hanya berbicara satu arah. Respon langsung dari penonton berguna untuk membangun interaksi.

Contohnya ketika menunjukkan sebuah gambar, pembicara yang baik dapat bertanya “bagaimana pendapat kalian tentang gambar ini?” atau “apakah kalian setuju dengan gambar ini?”.

 

5. Menerapkan active listening

Pembicara tapi mendengarkan? Ya jelas dong! Kita tidak hanya ngomong, tapi juga siap mendengarkan orang lain. Dalam proses mendengarkan, akan ada informasi baru yang kita dapatkan. Kita mendengar untuk belajar dan memahami sesuatu dan semakin banyak tahu, otomatis kita punya lebih banyak topik pembicaraan.

Pembicara yang baik tidak terwujud secara instan, rasa nervous pun juga wajar dirasakan. Ada proses belajar dan berlatih untuk mencapainya.

 

Rekomendasi Konten buat Kamu:

 

Jangan kelewatan Grand Launching Phoenix United: Indonesian Leaders Society, yang akan diadakan pada Rabu, 17 Agustus 2022 pada pukul 13.00-14.00 WIB.

YOTers boleh banget join karena event ini free dan kalian bisa dapet insight dari speakers yang keren-keren.

Cara gabungnya gampang banget, daftar di: bit.ly/rsvppuid dan link Zoom akan kalian dapatkan setelah mengisi form.

Apa itu Phoenix United?

Buat kamu yang ingin mengembangkan leadership skill dan networking, Phoenix United hadir untukmu!

Phoenix United adalah Indonesian Leaders Society dimana kamu bisa mengikuti fun trips, dinner with CEOs, sampai networking party bersama dengan komunitas yang nggak hanya seru namun juga impactful.

Yuk join komunitasnya sekarang dengan klik di sini: Phoenix United Indonesia 

 

Ingin dapat lebih banyak konten tentang inspirasi, bisnis, tips karir, self-development, dan lainnya? Yuk nonton di YouTube Young On Top atau klik video di bawah ini.