WAYANG ORANG SRIWEDARI DI ERA DIGITALISASI part 1

Berasal dari seni pertunjukan istana di komplek Pura Mangkunegaran, Wayang Orang mulai menyebar ke masyarakat umum pada masa Mangkunegaran VI (1896-1916) . Adanya dukungan dari Sunan Pakubuwana X ( 1893-1993) yang memprakarsai pertunjukan Wayang Orang untuk Masyarakat umum di tempat strategis seperti Taman Sriwedari atau Pasar Malam di alun-alun menjadikan pentas Wayang Orang di kenal Masyarakat secara luas. Karena mendapat sambutan dari Masyarakat, Kesenian ini mengalami perkembangan dengan munculnya perkumpulan wayang orang, salah satunya Wayang Orang Sriwedari yang saat ini menjadi salah satu daya tarik kota Solo.

Era Digitalisasi: Tantangan dan Peluang

Era digitalisasi telah membawa kebiasaan baru terhadap pencarian informasi Masyarakat. Kemudahan dalam mengakses media digital, akhirnya menanamkan semacam virus yang melemahkan keinginan untuk bergerak. Penggunaan media sosial, live streaming dan berbagai platform video yang memberikan akses kepada pengguna untuk mendapatkan informasi dari mana dan kapan saja.

Dengan berbagai hiburan yang dapat diakses secara gratis melalui internet, hal ini menjadi tantangan bagi Wayang Orang Sriwedari untuk menunjukan eksistensinya. Bagaimana cara Wayang Orang Sriwedari menghadapi tantangan dalam mempertahankan minat penonton dan persaingan dengan berbagai hiburan yang lebih modern.

Meskipun begitu, adanya kemajuan teknologi menjadi peluang bagi Wayang Orang Sriwedari untuk memperluas jangkauan pertunjukannya dengan memanfaatkan media sosial, live streaming dan platform digital lainnya. Pertumbuhan sektor wisata tradisional yang tumbuh semakin besar belakangan ini memunculkan kesempatan bagi Wayang Orang Sriwedari yang telah bertahan lebih dari satu abad untuk meningkatkan jumlah kunjungan dengan menjangkau Masyarakat dari berbagai kalangan.