Hal yang Harus Kamu Ketahui Mengenai Virus Zombie, Dihidupkan Kembali?

Virus zombie

Belum lama ini para ilmuwan telah menemukan ‘virus zombie’ di daratan beku atau permafrost di Siberia, Rusia. Tidak seperti sisa es pada umumnya, daratan beku itu adalah rumah bagi virus hidup yang masih berpotensi menjadi patogen menular.

Sebuah makalah di jurnal bioRxiv berjudul “An update on eukaryotic viruses revived from ancient permafrost” yang belum melalui proses peer-review, mengungkapkan, virus-virus itu bagian dari bahan organik yang mencair di tanah beku permafrost akibat pemanasan iklim.

 

Fakta-fakta Seputar ‘Virus Zombie’

Berikut beberapa fakta yang perlu diketahui soal ‘virus zombie’:

1. Alasannya Dihidupkan Kembali

Dikutip dari Japan Post, para ilmuwan sudah memperingatkan sejak lama bahwa pencairan permafrost akibat atmosfer akan memperburuk perubahan iklim dengan membebaskan gas rumah kaca yang sebelumnya terperangkap seperti metana. Tetapi, efeknya pada patogen yang tidak aktif kurang dipahami dengan baik.

Maka dari itu, para ilmuwan menghidupkan kembali virus untuk mempelajari potensi keganasan yang bisa saja muncul di masa mendatang akibat pemanasan global. Dalam studinya, mereka menetapkan bahwa virus-virus yang telah diekstraksi dari permukaan dingin Siberia yang mencair berbeda dari semua virus yang ada yang diketahui dalam hal genomnya.

 

Baca Juga

 

2. Nama ‘Virus Zombie’

Pandoravirus yedoma adalah ‘virus zombie’ tertua yang bisa menginfeksi organisme lain yang telah diidentifikasi. Pada fase awal proses isolasi, virus dapat terlihat di bawah mikroskop cahaya.

“Permafrost kuno kemungkinan akan melepaskan virus yang tidak diketahui ini saat dicairkan,” tulis peneliti yang dikutip dari Japan Post.

“Berapa lama virus ini dapat tetap menular setelah terpapar kondisi luar ruangan, dan seberapa besar kemungkinan mereka akan bertemu dan menginfeksi inang yang sesuai dalam interval tersebut, masih belum dapat diperkirakan,” lanjutnya.

 

3. Bentuk Virus

Pada biorxiv, penampakkan ‘virus zombie’ ditunjukkan melalui enam gambar di atas. Berikut penjelasannya:

Pada gambar A, adalah partikel ovoid besar dengan panjang 1.000 nm (nanometer).

Gambar B merupakan campuran partikel Pandoravirus dan partikel icosahedral Megavirus.

Gambar C merupakan partikel memanjang dari Cedratvirus (panjang 1.500 nm).

Gambar D merupakan partikel memanjang dari Pithovirus (panjang 1.900 nm).

Gambar E merupakan partikel ikosahedral ‘berbulu’ besar (berdiameter 770 nm).

 

Baca Juga

 

4. Apakah dapat Menjangkiti Manusia?

Menurut penelitian yang diterbitkan pada tahun 2021 di jurnal Frontiers in Veterinary Science, virus bisa menimbulkan ancaman bagi kesehatan masyarakat, meski studi lebih lanjut masih diperlukan untuk menilai bahaya patogen yang masih belum diketahui.

“[Virus] yang kami hidupkan kembali tidak berbahaya sama sekali; mereka hanya menginfeksi amuba. Tetapi keberadaan dan infektivitas mereka menunjukkan bahwa virus purba yang menginfeksi hewan/manusia masih bisa menular,” kata Jean-Michel Claverie, salah satu penulis studi baru, mengatakan kepada Live Science dalam email.

Para peneliti berfokus pada virus yang menginfeksi amuba karena amuba membuat organisme model yang baik dan karena akan ada risiko minimal tumpahan yang tidak disengaja ke teknisi laboratorium.

Meski demikian, jika salah satu dari strain ini benar-benar lepas dari es abadi dan menginfeksi manusia, vaksin modern kemungkinan akan memberikan perlindungan.

 

Butuh Inspirasi?

Jika kamu ingin mendapatkan informasi dan motivasi lainnya, bisa kunjungi konten tentang self development, tips karir, dan masih banyak lagi hanya di Youtube Young On Top di bawah ini.