4 Alasan di Balik Salah Membuat Keputusan

Hi YOTers! Kehidupan kita tidak bisa lepas dari membuat keputusan. Dalam prosesnya, kita tidak bisa asal. Keputusan perlu dibuat berdasar pertimbangan.

 

Salah membuat keputusan adalah situasi yang benar-benar ingin dihindari setiap orang. Terlepas dari besar atau kecilnya konsekuensi yang harus ditanggung, proses decision making perlu dipertimbangkan.

Namun meski sudah dipertimbangkan, mengapa ya kita tetap merasa salah mengambil keputusan?

 

Dampak salah membuat keputusan

Keputusan adalah penentu dalam menjalani segala sesuatu. Mulai dari keputusan sederhana seperti menu sarapan, sampai urusan besar dan menyangkut masa depan seperti jurusan kuliah dan pasangan.

Nah, keputusan yang salah tentu menyebabkan suatu dampak merugikan yang harus diatasi dan rasa penyesalan.

 

Mengapa bisa salah?

 

1. Optimis yang berlebihan

Proses decision making memungkinkan terjadinya bias di dalamnya. Mengacu pada Verywell Mind, seseorang punya tendensi melebih-melebihkan kemungkinan akan mengalami kondisi yang menguntungkan dan meremehkan kemungkinan mengalami peristiwa tidak menyenangkan.

Percaya diri dalam membuat keputusan memang perlu, namun ketika berlebihan, seseorang cenderung menutup diri pada kemungkinan buruk.

 

2. Pengaruh emosi

Dilansir Harvard Business Review, emosi memengaruhi proses decision making seseorang. Emosi sangat marah atau amat senang dapat menghambat kemampuan dalam membuat keputusan yang baik.

Inilah mengapa sering disampaikan nasihat untuk tidak membuat keputusan saat marah maupun membuat janji saat senang.

 

3. Kurang informasi

Ketika informasi yang didapatkan tidak lengkap, keputusan yang dibuat akan didasarkan pada pertimbangan asumsi. Pertimbangan semacam ini dapat dianggap tidak matang dan kemungkinan salah mengambil keputusan semakin besar.

Ketika membuat keputusan, take your time untuk berpikir dan menimbang pro dan kontra dari sebuah keputusan. Lebih baik mengeluarkan extra effort di awal, daripada menyesal karena salah melakukan decision making di kemudian hari.

 

4. Decision fatigue

Setiap hari ada ratusan bahkan ribuan keputusan dibuat, baik yang disadari maupun tidak. Decision fatigue adalah kondisi dimana pikiran menjadi kelelahan setelah terus menerus membuat keputusan.

Tanda dari decision fatigue diantaranya tidak ada kemauan, berusaha menghindari pembuatan keputusan yang sulit, rasa takut salah membuat keputusan, atau brain fog.

 

Baca Ini Juga Yuk

Good news!

Buat kamu yang ingin mengembangkan leadership skill dan networking, Phoenix United hadir untukmu!

Phoenix United adalah Indonesian Leaders Society dimana kamu bisa mengikuti fun trips, dinner with CEOs, sampai networking party bersama dengan komunitas yang nggak hanya seru namun juga impactful.

Yuk join komunitasnya sekarang dengan klik di sini: Phoenix United Indonesia 

Menangkan kesempatan dapat Smoot Electric Scooter, caranya cukup ikuti arahan sesuai poster berikut dan follow instagram @phoenixunitedid untuk stay updated.

 

 

Butuh inspirasi?

Kamu ingin dapat motivasi dan inspirasi? Yuk tonton konten tentang self-development, tips karir, dan masih banyak lagi di YouTube Young On Top atau klik video di bawah ini.